KBR, Yogyakarta- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) terpanjang dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Kepala Stasiun Klimatologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, Reny Kraningtyas mengatakan, berdasarkan hasil pantauannya, HTH di DIY sudah lebih dari dua bulan.
"Ternyata di wilayah DIY ini kita sudah mengalami hari tanpa hujan itu yang terpanjang lebih dari 60 hari ke atas yang kita sebut dengan kekeringan ekstrem," katanya kepada awak media di Kantor BPBD DIY, Kamis, (19/10/2023).
Reny menyebut, kekeringan yang dikategorikan sebagai kekeringan ekstrem itu terjadi karena HTH lebih dari 60 hari. Sedangkan HTH sangat panjang kategorinya 31 sampai 60 hari. Kata dia, kekeringan ekstrem terjadi di Kabupaten Bantul, tepatnya di Kecamatan Pundong, Imogiri, Jetis, Kasihan, Bantul, Sewon, Banguntapan, Dlingo, Sedayu dan Pleret.
"HTH sangat panjang di Bantul terjadi di Kecamatan Pajangan, Sanden, Kretek, Bambanglipuro, Krapyak dan Srandakan. Jadi ini terpanjang dan ekstrem diborong Bantul," ujarnya.
Menurut Reny, HTH terlama di DIY sempat terjadi pada 2019. Namun, jika dibandingkan dengan 2023, hasilnya masih lebih panjang tahun ini.
"Tahun ini lebih kering jika dibandingkan dengan tahun 2019. Tahun 2019, 2020, 2021, 2022, 2023 paling kering," ujarnya.
Reny menambahkan, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, awal musim penghujan juga diprediksi mundur. Hasil itu berdasarkan dari analisis curah hujan yang dilakukan pada dasarian pertama, yakni 1 Oktober hingga 10 Oktober, yang tercatat curah hujan hanya 1 sampai 10 milimeter per bulan. Jumlah ini tergolong sangat kecil pada Oktober.
"Biasanya dengan kondisi normal tidak ada El Nino itu curah hujan bisa mencapai 150 mm per bulan, dan biasanya sudah masuk awal musim penghujan," imbuhnya.
Baca juga:
Editor: Sindu