KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo memerintahkan pemasangan sambungan air bersih rumah tangga difokuskan pada daerah-daerah dengan tingkat stunting yang tinggi. Hal ini disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa, usai rapat terkait target 10 juta pemasangan sambungan air bersih di perumahan.
Target tersebut tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020–2024. Suharso menyebut, target itu baru tercapai 3,8 juta sambungan air bersih.
"Arahan Bapak Presiden adalah rumah-rumah atau sasaran rumah-rumah yang akan mendapatkan ini adalah di daerah-daerah, termasuk daerah-daerah yang tingkat stuntingnya tinggi, terutama yang membutuhkan intervensi pengadaan air bersih yang lebih baik," kata Suharso, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/10/2023).
Suharso mengatakan, pemerintah pusat akan melakukan intervensi dan fokus menghubungkan sambungan dari sumber air baku.
Baca juga:
- Pemerintah Optimistis Stunting Turun 14 Persen di 2024
- Walhi Sebut Pembangunan Menjadi Salah Satu Faktor Penyebab Krisis Air
Dia mengeklaim, saat ini masih ada idle capacity atau kapasitas sumber air baku sekitar 38 ribu liter. Sumber itu bisa disambungkan ke 3 juta rumah di seluruh Indonesia. Anggaran yang diperlukan untuk program ini sekitar Rp17 triliun.
"Target tahun depan 2024 jadi kira-kira lebih dari 3 juta sambungan rumah, sehingga bisa 62 persen lah paling tidak dari yang sudah ditargetkan yang tadinya 10 juta ya, mudah-mudahan itu bisa kita capai," kata dia.
Editor: Wahyu S.