Bagikan:

Isu Politik Dominasi Penyebaran Hoaks Medsos

Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) menemukan 230 hoaks menyebar di media sosial selama Juli hingga September 2018.

BERITA | NASIONAL

Selasa, 16 Okt 2018 23:29 WIB

Author

Winna Wijaya

Isu Politik Dominasi Penyebaran Hoaks Medsos

Ilustrasi: Warga melaju di samping mural (lukisan dinding) komik bertema antihoaks di Kampung Joho, Manahan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (18/9). (Foto: ANTARA/ Maulana S)

KBR, Jakarta - Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) menemukan 230 hoaks menyebar di media sosial selama Juli hingga September 2018. Akibatnya, mulai dari penurunan kredibilitas penyelenggara pemilu hingga konflik sosial yang efeknya perpecahan golongan.

Presidium Mafindo, Anita Wahid, menyebut dalam kurun itu mayoritas yang diproduksi melalui media sosial, berupa hoaks politik.

Data Mafindo merinci, pada Juli terdapat 65 hoaks beredar di media sosial, sebanyak 46 persen berupa hoaks politik. Kemudian Agustus berjumlah 79 hoaks dengan 63 persennya berupa hoaks politik. Lantas pada September sebanyak 86 hoaks, dan 59 persennya berupa hoaks politik.

"Bagaimana sekarang politik itu didominasi oleh hoaks. Bagaimana orang memandang kontestasi Pilpres 2019 , apapun kontestasi lainnya, baik nanti Pileg, Pilgub, Pilbup, dan seterusnya itu akan didominasi oleh hoaks," kata Anita dalam diskusi 'Negara Darurat Hoaks' di Kemkominfo Jakarta, Selasa (16/10/2018).

Sebelumnya tambah Anita, hoaks kerap mengikuti kasus yang berbau agama, kontestasi politik, kebencanaan, dan isu kesehatan. Namun kini, dominasi politik mereproduksi hoaks terkesan lebih masif. 

"Sekarang politik berisi hoaks. Sangat berkaitan dengan yang pertama, isu SARA. Kedua, prestasi kandidat."

Temuan lagi, menurut Mafindo saluran penyebaran hoaks didominasi penyertaan narasi dan foto yang dibagikan melalui grup WhatsApp dan Facebook.

Baca juga:




Editor: Nurika Manan

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending