Bagikan:

Ketua KPK Sebut Pemilihan Rektor Terindikasi Suap

Agus Rahardjo meminta Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir memperhatikan kecurigaan tersebut.

BERITA | NASIONAL

Rabu, 26 Okt 2016 10:01 WIB

Author

Eka Juniari

Ketua KPK Sebut Pemilihan Rektor Terindikasi Suap

Ketua KPK Agus Rahardjo sedang membaca buku



KBR, Yogyakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut ada indikasi suap dalam pemilihan rektor perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan, dugaan suap muncul setelah pihaknya mencermati proses pemilihan rektor yang tidak transparan. Agus Rahardjo meminta Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir memperhatikan kecurigaan tersebut.

"Harus diperbaiki tata kelola perguruan tinggi, tata kelola keuangannya. Mohon maaf pak Nasir, kami sudah mendengar adanya pengangkatan rektor yang kurang transparan, " kata Agus sat menghadiri forum Anti Corruption Summit 2016 di UGM Yogyakarta, Selasa (25/10/2016).

Ketua KPK Agus Rahardjo dan Menristek Dikti Muhammad Nasir hadir dalam acara yang digelar KPK dan Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM.

Menurut Agus Rahardjo, Menristekdikti Muhammad Nasir telah mengajak bertemu untuk membicarakan indikasi-indikasi itu sekaligus berjanji memperbaiki sistem pengangkatan rektor agar transparan.

Agus menambahkan, selama ini KPK telah memperkarakan 534 orang yang diduga terlibat korupsi---termasuk 17 diantaranya merupakan Gubernur.

Rektor UGM Dwikorita Karnawati mengakui civitas akademika belum sepenuhnya memahami konsep pencegahan korupsi.

"Maafkan kenaifan kami yang menganggap tindakan korupsi hanya sebatas tindakan memperkaya diri sendiri dengan menyalahgunakan kepercayaan wewenang atau jabatan kita. Ternyata tanpa harus melalui proses memperkaya diri, kitapun dapat divonis melakukan tindakan korupsi apabila kita merugikan negara atau memperkaya pihak lain," katanya.

Editor: Agus Luqman 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending