KBR, Jakarta - Panitia Ubud Writers and Readers Festival tetap mengundang pembicara dan korban 1965, meski 3 mata acara yang membahas 1965 dibatalkan. "Kami sangat berharap mereka tetap datang. Mereka akan tetap diundang meskipun sesi mereka dibatalkan," ujar Juru bicara Panitia UWRF, Hanna Nabila kepada KBR, Minggu (25/10/2015) sore.
Tiga mata acara itu adalah peluncuran buku the Act of Living mengenai kehidupan korban 1965 dan dua diskusi dengan keluarga korban.
Hanna beralasan, panitia tidak menyiapkan agenda pengganti untuk tiga topik tersebut. Para pembicara ini antara lain penyair Putu Oka Sukanta yang pernah dipenjara tanpa proses pengadilan, penulis Eka Kurniawan, serta peneliti 1965 Roro Sawita.
Hanna Nabila menjelaskan acara tahun ini ingin menyoroti pengalaman dan keadaan para korban 1965. Para korban juga perlu diberi kesempatan bicara supaya publik tahu apa yang terjadi pada 1965. Pihaknya juga ingin membuka kasus 1965 sebagai diskusi publik.
Sebelumnya, tiga mata acara dari total 227 mata acara UWRF yang membahas 1965 dalam UWRF tidak diberi izin oleh Kepolisian setempat. Kepolisian berdalih 3 acara itu akan menimbulkan keresahan.
Editor: Damar Fery Ardiyan