KBR, Jakarta - Gereja-gereja di Aceh Singkil mengatakan tidak dilibatkan dalam rapat 6 Oktober yang menyepakati pembongkaran gereja. Pendeta GKPPD Kuta Karangan, Aceh, Erde Berutu, mengatakan tidak ada satu pun gereja yang diajak datang ke pertemuan tersebut, baik pendeta maupun jemaatnya. Sehingga tidak ada satu pun perwakilan pihak kristen.
"Nggak ada, nggak ada. Tidak ada," ujarnya singkat kepada KBR, Rabu (14/10/2015) petang.
Dua buah gereja di Aceh Singkil, kemarin, dirusak kelompok intoleran dengan alasan tidak punya izin. Padahal kedua gereja tersebut sudah berdiri sebelum peraturan pendirian rumah ibadah berlaku. Kelompok intoleran 6 Oktober lalu mendemo bupati untuk menutup gereja-gereja yang mereka anggap tidak berizin. Mereka mengultimatum bupati mengikuti paksaan itu dalam 7 hari dan mengancam beraksi sendiri jika tuntutan tidak dipenuhi.
Malamnya, Forum Kerukunan Umat Beragama setempat menggelar rapat yang menyepakati penutupan sejumlah gereja. Sepekan setelah tuntutan itu, kelompok intoleran turun ke lapangan dan menutup langsung gereja-gereja. Akibat peristiwa itu satu orang dilaporkan tewas dan
empat luka-luka.
Editor: Rony Sitanggang