KBR, Jakarta - Pemerintah menginstruksikan perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang memiliki fakultas kedokteran, khususnya di wilayah terdampak kabut asap ikut terlibat dalam proses penanganan bencana kabut asap.
Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi M Nasir mengatakan keterlibatan perguruan tinggi akan dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan. Saat ini, kata dia Kemenristek Dikti tengah membuat alat yang dapat membantu proses penjernihan udara, yang melibatkan ilmuwan dan
peneliti yang berada di Kementeriaannya.
"Kami mengkoordinasikan langsung kepada rektor di seluruh Indonesia, yang terkena dampak asap khususnya. Itu yang punya fakultas kedokteran, harus terlibat langsung masalah-masalah kesehatan yang ada di daerah masing-masing. Nanti kami koordinasikan kepada kemenkes." Ujar M. Nasir, Kamis (22/10).
Nasir menambahkan, para rektor dan fakultas kedokteran juga sudah diminta membuat penyesuaian bagi siswa yang menjadi korban asap.
Hari ini, Menkopolhukam menggelar rapat koordinasi penanganan kabut asap dan kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan, Sumatera dan Riau. Saat ini, kebakaran terus meluas dan terparah terjadi di Kalimantan Tengah. Selain terkena asap pekat, Kalteng juga harus mengalami krisis listrik. Akibat defisit listrik, PLN harus melakukan pemadaman bergilir saat beban puncak, yakni pada pukul 19.00-21.00 WIB.
Editor: Rony Sitanggang