KBR, Jakarta - Sepuluh tahun pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono gagal total dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Koordinator Pokja Beras, Said Abdullah mengatakan, angka kesejahteraan petani hanya naik sekitar 0,70 poin dalam dua periode kepemimpinan SBY. Padahal kata dia, investasi dalam sektor pertanian mulai dari pupuk hingga benih sudah sangat besar.
Kata dia, kesalahan terbesar SBY dalam hal ini adalah hanya fokus pada proses peningkatan produksi di sektor pertanian saja. Padahal peningkatan produksi berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan petaninya.
“Tiap tahun rata-rata subsidi pupuk kita itu 20 sampai 40 trilliun, tahun ini saja sudah 35 trilliun. Kemudian untuk raskin 10 trilliun dan benih 1,5 trilliun. Ini satuh al ketika produksinya yang dikejar maka petaninya ketinggalan jauh,” kata Said.
“Kita juga sedang mengalami problem dengan sumber daya petaninya. Tahun 2010 yang bekerja di sektor petani 38 jutaan. Di tahun 2014 tinggal 35 juta. Kenapa begitu? Karena selain karena lahannya tidak ada, sektor pertanian belum memberikan keuntungan yang optimal bagi petani gurem,” tambahnya.
Said Abdullah berharap ada kebijakan nasional untuk membangun kedaulatan pangan yang memberikan perlindungan bagi para produsen pangan skala kecil. Selain itu, harus ada sinergi kerja yang bagus antara Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan lembaga lainnya agar mengutamakan produksi lokal dengan meminimalisir impor bahan pangan.
Editor: Antonius Eko