KBR, Jakarta - Jumat 3 Oktober lalu ratusan orang yang tergabung dalam aksi menolak Ahok sebagai Gubernur Jakarta terlibat bentrok. Lempar batu, botol kaca dan bambu berkecamuk.
Letupan granat gas air mata menyalak bertubi-tubi. Sebanyak 21 pendemo ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka, 19 polisi terluka dan satu orang petinggi kelompok intoleran habib Novel dinyatakan buron, serta puluhan kendaraan mengalami kerusakan. Polisi menemukan bukti senjata tajam dan batu yang disiapkan untuk menyerang kepolisian. (Baca: Aksi Anarkis, FPI Terancam Sanksi)
Pasca kejadian itu, kepolisian Jakarta memburu penyandang dana dalam aksi demonstrasi. Juru bicara kepolisian Jakarta Rikwanto mengaku masih mengembangkan kasus ini dan terus menggelar perkara hingga kasus tersebut tuntas. Kata dia, kepolisian menemukan bukti massa yang melakukan demonstrasi di depan Gedung DPRD diundang melalui komunikasi telepon, pesan singkat dan layanan pesan blackberry.
"Belum, belum semuanya nanti hasil pemeriksaan dirapatkan lagi, arah hasil penyelidikan ke mana disesuaikan dengan hasil gelar perkara. Kita belum kesimpulan namun yang jelas mereka itu diundang lewat broadcast, sms, lewat komunikasi telepon dan lain-lain," jelas Rikwanto.
Kepolisian juga masih menghitung nilai kerugian dari aksi pengerusakan yang dilakukan ormas islam radikal yang berasal dari beberapa daerah di luar Jakarta. Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun geram, dia berniat membubarkan ormas radikal tersebut.
Siapa FPI? Front Pembela Islam (FPI) adalah sebuah organisasi massa Islam garis keras yang berpusat di Jakarta. Organisasi yang dipimpin Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab itu kontroversial karena aksi-aksinya sejak tahun 1998. FPI memiliki kelompok Laskar Pembela Islam, kelompok paramiliter yang melakukan aksi-aksi "penertiban" (sweeping) terhadap kegiatan-kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam. Puluhan kasus kekerasan, intoleran dan vandalism terekam kuat hingga sekarang. Salah satunya adalah insiden Monas. Insiden Monas adalah peristiwa penyerangan yang dilakukan FPI terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKBB) di silang Monas pada tanggal 1 Juni 2008.
Ketua Setara Institute, Hendardi mengatakan, peragaan perbuatan kasar dan tidak menyenangkan yang dilakukan FPI menyerupai organisasi preman dengan jubah agama. Setara Institute juga mendesak pengungkapan dan penangkapan penyandang dana aksi kekerasan yang terjadi pekan lalu.
Editor: Rony Rahmatha
Polisi Buru Penyandang Dana Aksi Anti Ahok
KBR, Jakarta - Jumat 3 Oktober lalu ratusan orang yang tergabung dalam aksi menolak Ahok sebagai Gubernur Jakarta terlibat bentrok. Lempar batu, botol kaca dan bambu berkecamuk.

NASIONAL
Selasa, 07 Okt 2014 01:41 WIB


FPI, Gubernur DKI, Ahok, Basuki Tjahaya, Jokowi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai