Pimpin Sidang Paripurna Terakhir, SBY Pesan PR untuk Jokowi

KBR, Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini (16/10) menggelar Sidang Paripurna bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Rapat ini menjadi Sidang Paripurna SBY yang terakhir bersama jajaran di bawahnya.

Dalam sidang kali di Gedung Sekretariat Negara itu, SBY menggunakannya sebagai ajang perpisahan dengan bawahannya yakni menteri dan pejabat kementerian dan lembaga.

SBY mengklaim berhasil mengakhiri era buruknya keamanan dalam negeri, seperti penyelesaian konflik di Papua, Poso, dan Ambon. Meski begitu ia juga meminta maaf karena sejumlah programnya kurang berhasil, seperti reformasi birokrasi yang belum rampung.

"Kita harus tentu jujur kebelumberhasilan dan pekerjaan rumah. Reformasi birokrasi harus terus kita lanjutkan. Termasuk membangun tata kelola Pemerintahan yang baik. Termasuk melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi. Saya pikir dulu bisa kita lakukan dalam waktu lima sampai 10 tahun pekerjaan-pekerjaan besar itu. Ternyata tidak," ujar SBY di Jakarta, Kamis (16/10).

SBY juga menambahkan, selama Pemerintahannya, kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sering bertentangan. Hal itu muncul usai diberlakukannya Otonomi Daerah. Oleh karena itu ia menyarankan agar otonomi daerah dikoreksi. Sebab hal tersbut bisa menghambat program Pemerintah.

Kemudian ia juga mengingatkan bahwa efek konflik politik pasca-Pemilu 2014 masih akan berlanjut hingga Pemerintahan Jokowi mendatang. Jokowi sendiri akan dilantik sebagai Presiden, Senin 20 Oktober mendatang.

Editor: Anto Sidharta