KBR, Jakarta - Museum kepresidenan Balai Kirti dinilai hanya menjadi media pencitraan para presiden. Sejarawan Asvi Warman Adam mengatakan, museum ini berpotensi menipu masyarakat karena tidak utuh menggambarkan perjalanan sejarah tiap presiden. Selain itu, lokasi museum tersebut tidak strategis sehingga sulit diakses publik.
"Malah bisa mengelabui atau menipu masyarakat. artinya, semuanya baik, tentang presiden a,b,c dll, karena itu kan idenya hall of the fame. aula kemasyhuran, kalau di luar negeri,” kata Asvi.
“Yang kedua, tempatnya. harusnya museum itu di ruang publik. Ini museum berada di Istana Bogor, Jadi orang untuk ke sana pun, juga tidak semua orang bisa. dan kalau pun ada itu juga melalui pintu detektor dan semacamnya. Jadi itu tidak memenuhi persyaratan sebagai museum publik," tambahnya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan museum kepresidenan Balai Kirti di Istana Bogor, Sabtu (18/10). Acara tersebut dihadiri seluruh kerabat atau perwakilan keenam presiden, kecuali Presiden Soekarno.
Museum terdiri dari tiga lantai, yakni Galeri Kebangsaan, Galeri Kepresidenan, dan taman terbuka. Pembangunan fisik museum dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, sementara untuk isi museum menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Editor: Antonius Eko