KBR, Jakarta - Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2014 - 2018 Robby Arya Brata membantah sebagai kepanjangan tangan pemerintah. Meski berkarier lama sebagai PNS di Sekretariat Kabinet, Robby mengaku bebas dari kepentingan.
Robby, yang sejak 2011 menjabat Kepala Bidang Hubungan Internasional di Sekretariat Kabinet, menantang masyarakat untuk mengawasi kinerjanya jika terpilih sebagai salah satu pimpinan KPK mendatang.
Ya, silahkan saja, silahkan nanti lihat kinerja saya. Wajar lah kekhawatiran itu, wajar karena saya dari pemeritahan, saya dari istana. Wajar, enggak apa apa. Tapi kalau mereka lihat kiprah saya, tulisan tulisan saya seharusnya mereka enggak seperti itu.” Robby kepada KBR, Kamis (16/10).
“Justru mereka seharusnya berbalik berfikir justru si Robby itu melawan sistem yang sudah mapan. Bukan melawan, tapi mengkritisi. Seharusnya mereka tidak ragu lagi. Tapi orang LSM yang kenal saya, saya yakin dia ngerti, tahu saya. Dan saya, banyak kok LSM yang kenal saya. Itu yang mengatakan itu orang yang belum kenal saya,” tambahnya.
LSM antikorupsi ICW mencurigai Robby Arya Brata sebagai titipan istana. ICW menduga PNS Sekretariat Kabinet yang saat ini menjabat Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri itu bakal mengamankan pejabat yang terlibat korupsi.
Untuk itu ICW mendesak DPR untuk menelusuri rekam jejak Robby Arya Brata, termasuk melibatkan intelijen guna melengkapi informasi tersebut.
Robby Arya Brata adalah satu dari dua nama yang diserahkan presiden ke DPR hari ini sebagai calon pimpinan KPK periode 2014 - 2018. Robby akan bersaing dengan Busyro Muqoddas yang sudah dua kali menjabat di jajaran pimpinan KPK.
Editor: Antonius Eko