Bagikan:

Kisruh Politik, Ekonomi Mulai Terganggu

KBR, Jakarta - Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky menilai, kisruh politik di Indonesia memperburuk kegiatan perekonomian.

NASIONAL

Sabtu, 04 Okt 2014 12:33 WIB

Author

Yudi Rahman

Kisruh Politik, Ekonomi Mulai Terganggu

Kisruh Politik, Ekonomi Mulai, yanuar rizky

KBR, Jakarta - Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky menilai, kisruh politik di Indonesia memperburuk kegiatan perekonomian. Yanuar menilai, kondisi ekonomi Indonesia yang tertekan oleh dampak regional makin diperparah dengan ketidakstabilan iklim politik yang menyebabkan investor ragu-ragu. Ini menunjukkan kemampuan Presiden Joko Widodo diuji untuk menjadikan politik tidak berdampak bagi penguatan ekonomi Indonesia dalam menghadapi gejolak ekonomi regional.

"Dalam pola seperti itu bahwa negara yang punya isu negatif itu sebetulnya berpotensi lebih buruk iya. Jadi dibedakan dulu antara penyebab dan pemburukan atau potensi. Jadi sebetulnya kalau politik ini mesra-mesra saja, bukan berarti kita aman dari sisi pelemahan nilai tukar, tetap saja kita punya resiko," ungkap pengamat ekonomi dan bursa saham Yanuar Rizki ketika dihubungi KBR, Sabtu (4/10).

Yanuar menambahkan, nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap mata uang asing dan saham yang terus terkoreksi disebabkan adanya kebijakan penarikan dana dari The Fed yang terjadi pada September. Selain itu, pengunaan mata uang asing dalam transaksi oleh perusahaan Indonesia membuat nilai tukar rupiah makin terkoreksi.

Sebelumnya, nilai tukar rupaih terus terkoreksi selama sepekan ini. Nilai tukar rupiah sudah melewati batas Rp 12 ribu lebih per dollar Amerika. Di lantai bursa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 51,46 poin atau 1,02 persen di posisi 4.949,34. (Baca: Refly Harun: Celakanya Orang Indonesia Tidak Tahu Diri)

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending