Bagikan:

JK Bantah Seleksi Menteri Tertutup Sarat Transaksional

KBR, Jakarta

NASIONAL

Sabtu, 11 Okt 2014 09:54 WIB

Author

Nur Azizah

JK Bantah Seleksi Menteri Tertutup Sarat Transaksional

jusuf kalla, menteri, transaksional

KBR, Jakarta – Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla membantah seleksi menteri di kabinetnya sarat transaksional. Jusuf Kalla mengatakan, dirinya bersama presiden terpilih Jokowi menggunakan cara berbeda dari presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono. JK memastikan pihaknya sudah menelusuri calon menteri sesuai dengan kriteria yaitu berintegritas, memiliki kompetensi dan ideologi. (Baca: Kriteria Tambahan Calon Menteri Kabinet Jokowi)

“(Kenapa cenderung tertutup, pak?) Coba bayangkan kalau kita seleksi lalu tidak lulus, malunya kayak apa itu orang. (tapi, kan, enggak seperti SBY?) Ya, masing masing beda bedalah. Nanti kalau kita seleksi, bangga sudah, wah calon menteri lalu tiba tiba enggak lulus. (kalau ada interpretasi transaksional?) Bukan. Ini, kan, pemilihan harus begitu, jejak rekamnya, leadershipnya, kita periksa integritasnya, baru dipanggil orangnya tengah malam setelah itu pulang ke rumah,” kata JK di rumah dinas Jokowi di Taman Suropati, Jakarta, Jumat (10/10).

Presiden terpilih Joko Widodo sebelumnya menyatakan sudah menyaring nama calon menteri yang akan mengisi 33 kementerian, termasuk empat menteri koordinator. Komposisi itu akan diisi 18 calon menteri dari profesional murni, dan 15 lainnya profesional asal partai pendukung koalisinya. Namun Jokowi belum memastikan 33 menteri itu sudah final lantaran evaluasi masih terus dilakukan.

Sebelumnya, Jokowi memilih opsi 34 menteri dengan mempertahankan 19 kementerian dengan nama lama. Enam kementerian diubah namanya, dan 6 lainnya gabungan kementerian. Sedangkan tiga sisanya adalah kementerian dengan nama baru.

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending