KBR, Jakarta – Usulan kenaikan gaji menteri dengan tujuan untuk menekan korupsi dianggap tidak efektif.
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyatakan kenaikan gaji malah akan membuat kalangan menteri justru sewenang-wenang dengan hukum.
Menurut Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA Uchok Sky Khadafi, yang perlu dilakukan Pemerintah Jokowi-JK adalah mengedepankan transparansi keuangan para menteri.
"Sebelum diubah, sebelum dinaikan gajinya itu harus dievalusai dulu itu. Terutama tunjangan-tunjangan. Karena tunjangan menteri itu per bulannya bisa sampai Rp1,4 miliar rupiah. Harus ada keterbukaan ya, ada partisipasi publik untuk mengawasi menteri tersebut," ujar Uchok ketika dihubungi Portalkbr, Minggu (5/10).
Walau sudah ada undang-undangnya yang mengatur hal itu, kata Uchok, publik butuh sosok menteri yang gampang memberikan akses dokumennya, termasuk program dan slip gajinya.
Sebelumnya Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla mengaku berencana akan menaikkan gaji menteri. Tujuannya untuk mencegah adanya menteri yang korupsi. Langkah ini ia ambil setelah berkaca pada kasus bekas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik yang terseret kasus hukum karena korupsi.
Editor: Anto Sidharta
Ini Alasan FITRA Menolak Usulan Penaikan Gaji Menteri
Usulan kenaikan gaji menteri dengan tujuan untuk menekan korupsi dianggap tidak efektif. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyatakan kenaikan gaji malah akan membuat kalangan menteri justru sewenang-wenang dengan hukum.

NASIONAL
Minggu, 05 Okt 2014 18:27 WIB


FITRA, Penaikan Gaji Menteri
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai