KBR, Jakarta - Bank Indonesia (BI) tujuh kali mengubah prediksi pertumbuhan ekonomi pada 2014 ini.
Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengatakan kebijakan tersebut menunjukkan BI tidak bekerja secara profesional. Bahkan kinerja BI dinilai memalukan karena mengubah prediksi ekonomi hingga 130 basis point.
"Sudah digaji mahal-mahal kok begini saja sih. Koreksinya itu ga 0,1 lho, tapi 6,4 jadi 5,1 gila ya. Kala ini kan misalnya pertumbuhan ekonomi diperkirakan 5,1 sampai 5,5. Jadi kan rata-ratanya 5,3 ya. Tapi Agustus dia bilang dengan kecenderungan margin batas bawah, jadi ke arah 5,1," ujar Faisal di Jakarta, Kamis (15/10).
Faisal Basri juga mengkritik kebijakan Bank Indonesia yang terus menaikkan suku bunga. Bahkan sepanjang menjabat Gubernur BI, Agus Martowardodjo tidak pernah menurunkan suku bunga.
Ia mengatakan Bank Central Asia pernah menurunkan suku bunga deposito. Namun BI tetap menginginkan bunga tinggi. Menurutnya kebijakan tersebut tidak tepat.
Sebelumnya PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia bakal naik menjadi 0,25 persen pada tahun depan. Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi mengatakan, penyesuaian terpaksa dilakukan BI jika The Federal Reserve merealisasikan kenaikan suku bunga AS di akhir tahun depan. Saat ini posisi Fed Fund Rate berada di level 0,25 persen.
Editor: Antonius Eko