Bagikan:

SBY : Kekuasaan Dinasti Rawan Penyelewengan

KBR68H, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyindir dinasti politik yang dibangun Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

NASIONAL

Sabtu, 12 Okt 2013 09:49 WIB

Author

Ade Irmansyah

SBY : Kekuasaan Dinasti Rawan Penyelewengan

ratu atut, kekuasan dinasti, sby

KBR68H, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyindir dinasti politik yang dibangun Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. SBY mengaku telah berdiskusi dengan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi ihwal munculnya sejumlah kasus monopoli kekuasaan di daerah. Dia menilai, sangat berbahaya apabila kekuasaan politik yang dimiliki pejabat-pejabat daerah itu menyatu dengan kekuasaan bisnis. Dia mengingatkan para pemimpin daerah agar berhati-hati dalam memegang kekuasaan dan menjalankannya dengan cara yang benar. Sebab kata dia, godaan akan datang dan memicu penyalahgunaan jabatan tersebut.(Baca: Mahasiswa Banten Tuntut KPK Usut Dugaan Korupsi Lain Dinasti Atut)

"Saya mengingatkan di era desentralisasi dan otonomi daerah yang seolah-olah kekuasaan pemerintah daerah begitu besarnya, kekuasaan gubernur, bupati dan walikota juga jauh lebih lebih besar dibandingkan era dulu. Maka sekali lagi berhati-hati dalam menggunakan kekuasaan yang patut. Sebab kalau melebihi kepatutannya godaan datang dan kekuasaan yang berada di satu orang atau satu keluarga yang kait mengait satu sama lain itu memiliki kecendrungan untuk disalahgunakan", ujar Presiden SBY (11/10)

Sebelumnya KPK menangkap tangan Tubagus Chairi Wardana alias wawan. Wawan adalah pengusaha yang juga merupakan adik dari Gubernur Banten Ratut Atut Chosiyah. Penangkapan ini terkait suap pemilukada di Lebak Banten yang melibatkan Ketua MK non aktif Akil Mochtar. Selain itu,  KPK juga mencekal Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah untuk bepergian ke luar negeri selama enam bulan setelah adiknya Tubagus Chairi Wardana ditangkap.

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending