Bagikan:

Pengamat: Tanggapi Bunda Putri, Presiden Berlebihan !

KBR68H, Jakarta - Sikap reaktif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi kesaksian terdakwa suap impor daging sapi, Luthfi Hasan Ishaaq di pengadilan Tipikor, dinilai berlebihan.

NASIONAL

Jumat, 11 Okt 2013 22:24 WIB

Pengamat: Tanggapi Bunda Putri, Presiden Berlebihan !

bunda putri, presiden, lutfi hasan ishaq


KBR68H, Jakarta - Sikap reaktif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi kesaksian terdakwa suap impor daging sapi, Luthfi Hasan Ishaaq di pengadilan Tipikor, dinilai berlebihan. Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens menilai, SBY tak seharusnya menanggapi langsung kesaksian itu. Kata dia, sikap Presiden itu seolah menunjukkan bahwa kepentingan personal dan keluarganya lebih penting, dibanding kepentingan yang selama ini menjadi sorotan masyarakat umum. Semisal kasus pelanggaran HAM. (Baca: SBY Marah: Seribu Persen Lutfhi Bohong)

“Maksudnya terlalu menonjol. Di situ keinginan untuk membela diri, untuk mempertahankan citra pribadinya sebagai seorang Susilo Bambang Yudhoyono. Dan, itu negatif. Karena, masyarakat melihat Presiden tidak sebegitu responsif terhadap persoalan-persoalan kebangsaan, atau persoalan lain yang berkaitan dengan Negara. Tetapi dalam hal yang personal dia lebih kelihatan responsif. Memang kelihatan sekali itu ada tendensi untuk membela diri, “ terang Boni Hargens kepada KBR68H, Jumat (11/10).

Kemarin, Presiden SBY menanggapi soal kedekatan dirinya dengan sosok Bunda Putri yang disebutkan bekas Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq. Bunda Putri ini disebut mempunyai pengaruh dalam perombakan kabinet SBY. Bunda Putri ini juga mempunyai andil dalam meloloskan koata impor tambahan daging sapi yang nyatanya berbau korupsi. Hanya saja SBY membantah tudingan itu. (Baca: SBY: Tak Pernah Bahas Perombakan Kabinet dengan Bunda Putri)

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending