KBR68H, Jakarta - Lembaga Kajian Independen Banten menilai kinerja Gubernur Ratu Atut Chosiyah jalan ditempat. Koordinator umum Lembaga Kajian Independen Banten Dimas Koesma mengatakan, besarnya anggaran daerah Banten tidak berdampak pada penurunan angka gizi buruk di provinsi tersebut. Data Kementerian Kesehatan tahun 2012 mencatat Provinsi Banten menempati peringkat ketiga dengan jumlah penderita gizi buruk mencapai 5.043 anak.
"Ya karena pertama pemerintah Provinsi Banten ini telah melakukan hal hal di luar kewajaran artinya dia secara pencitraan di internal di Banten sendiri dia bagus. Tetapi pada dampak pelaksanaan, pada saat pelaksanaannya pun tidak sesuai. Dengan anggaran APBD yang sangat besar tahun 2012 2013 Rp6 triliun lebih, tetapi ternyata rangking Banten untuk gizi buruk itun posisinya nomer 3," ungkap Dimas kepada KBR68H, Sabtu (05/2013).
Dugaan korupsi di Provinsi Banten juga tercatat oleh LSM Pemantau Korupsi ICW yang menyebut Provinsi itu sebagai daerah terkorup ke-15 pada Dinas Pendidikan. Kerugian negara tercatat sebesar Rp209 miliar. Gubernur Atut juga diduga menyelewengkan dana hibah Rp340 miliar. Ini terlihat dari adanya 62 lembaga fiktif sebagai penerima dana hibah. (Baca: Forpek Banten Segera Laporkan Dugaan Korupsi Gubernur Atut ke KPK)
Editor: Nanda Hidayat
Lembaga Kajian Independen: Kinerja Atut Mandeg
KBR68H, Jakarta - Lembaga Kajian Independen Banten menilai kinerja Gubernur Ratu Atut Chosiyah jalan ditempat.

NASIONAL
Sabtu, 05 Okt 2013 14:24 WIB


ratu atut, banten, kinerja, korupsi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai