Bagikan:

BNN: Hasil Tes Urine Akil Kelar Paling Cepat Selasa

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) non aktif Akil Mochtar menjalani tes urine di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini dilakukan menyusul ditemukannya narkoba jenis ganja dan ekstasi di meja kerjanya.

NASIONAL

Minggu, 06 Okt 2013 19:43 WIB

BNN: Hasil Tes Urine Akil Kelar Paling Cepat Selasa

BNN, Tes Urine, Akil

KBR68H, Jakarta - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) non aktif Akil Mochtar menjalani tes urine di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini dilakukan menyusul ditemukannya narkoba jenis ganja dan ekstasi di meja kerjanya.

Juru Bicara Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumirat mengatakan, BNN juga mengambil contoh rambut Akil untuk diperiksa kandungan narkoba di tubuhnya.

"Kami hadir di KPK ini untuk pengambilan urine saudara AM. Selanjutnya kami akan kembali ke BNN melakukan pemeriksaan. Untuk alat yang kami miliki, menstabilkan alat pemeriksaan itu cukup lama. Kurang lebih 14 jam alatnya disiapkan, baru kemudian bisa dilakukan pemeriksaan," ujar Sumirat di Jakarta, Minggu (6/10).

Sumirat menambahkan, hasil pemeriksaan urine dan rambut Akil Mochtar bisa diketahui paling cepat Selasa mendatang. BNN yakin bisa mengungkap jejak narkoba dalam tubuh Akil.

Sebelumnya, KPK menemukan adanya narkoba jenis ekstasi dan ganja di laci ruang kerja Akil Mochtar. Pihak MK sudah mengirimkan barang haram tersebut ke pihak BNN untuk diteliti. Narkoba itu ialah 2 pil ekstasi, 2 linting ganja dan setengah linting yang telah dipakai.

Melemahnya Kepercayaan Publik pada MK

Pascapenangkapan MK, tingkat kepercayaan publik pada lembaga ini menurun drastis hingga 30 persen. Padahal, menurut Peneliti Lembaga Survey Indonesia (LSI) Dewi Arum,  tingkat kepercayaan masyarakat terhadap MK mencapai 60 persen lebih pada Maret lalu.

“MK sebagai rumah keadilan tertinggi yanmg setiap keputusannya bersifat final dan mengikat terus juga ikut ambruk di sistem yang KKN ini. Jadi di Oktober tadi sebanyak 28% itu tingkat kepercayaannya sudah turun, dari 65,5 % saat Maret 2013 menjadi hanya 28% di Oktober ini," kata Dewi saat dihubungi KBR68H .

Dewi Arum menambahkan lembaga surveinya mencatat lebih dari 50 persen masyarakat menginginkan hakim konstitusi tidak berasal dari partai politik. Survei tersebut dilakukan pada sekitar seribuan lebih orang yang tersebar di 33 provinsi Indonesia.

Seperti diketahui, KPK menangkap Akil Mochtar karena dugaan suap dari anggota DPR Fraksi Golkar Chairun Nisa. Akil ditetapkan menjadi tersangka atas dua kasus suap sekaligus atas sengketa pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan Pilkada Lebak, Banten

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending