Bagikan:

HTN 2024, SPI Soroti Isu Petani Gurem Hingga Konflik Agraria

"Ada kenaikan lebih 2 juta orang yang dulunya dia tadinya petani yang tanahnya cukup untuk bertani sekarang kurang,"

NASIONAL

Selasa, 24 Sep 2024 15:19 WIB

Tani

Aliansi GERAM TANAH berunjuk rasa memperingati Hari Tani Nasional di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9/2024). (FOTO: ANTARA/Dhemas Reviyanto)

KBR, Jakarta- Ribuan petani dan buruh menggelar unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, pada pagi ini. Aksi ini dilakukan untuk memperingati Hari Tani Nasional dan menyuarakan sejumlah tuntutan terkait permasalahan agraria, pertanian, dan pangan di Indonesia.

Peserta aksi, sekaligus Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih, dalam orasinya menyampaikan sejumlah kritik terhadap kebijakan pemerintahan JokoWidodo-Maruf Amin dalam sektor pertanian. Ia menyebut jumlah petani gurem semakin meningkat, luas lahan sawah berkurang, dan produksi beras justru menurun.

"Sekarang jumlah petani gurem meningkat selama 10 tahun terakhir ini. Sekarang jumlahnya 16 juta orang lebih artinya ada kenaikan lebih 2 juta orang yang dulunya dia tadinya petani yang tanahnya cukup untuk bertani sekarang kurang. Kedua luas lahan sawah kita berkurang hampir 1,5 juta hektare jadi sawah kita yang dulu ada 8 juta sampai 9 juta sekarang tinggal 7 juta hektare ini kita bisa lihat impor beras semakin naik," kata Henry dikutip dari Youtube Kompas TV, Selasa (24/09/24).

Baca juga:

Ketum SPI, Henry Saragih juga menyoroti masalah perluasan korporasi dan pemberian hak guna usaha yang merugikan petani. Selain itu dia juga menyoroti masalah konflik agraria yang semakin meningkat di Indonesia. Ia menyebut bahwa dari ribuan konflik agraria yang dilaporkan, hanya sebagian kecil yang berhasil diselesaikan. Menurutnya, salah satu pemicu maraknya konflik agraria yaitu banyak proyek strategis nasional (PSN) yang merugikan petani.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending