KBR, Jakarta- Kementerian Kesehatan menegaskan pihaknya berkomitmen penuh dengan mengedepankan strategi untuk mencapai target penurunan stunting atau tengkes hingga 14 persen pada 2024. Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan institusinya terus melakukan upaya-upaya pencegahan dengan berfokus pada dua tahap, yakni sebelum kelahiran dan setelah kelahiran.
Ia menyebut Kemenkes telah menyiapkan sejumlah program unggulan yang diyakini dapat menurunkan prevalensi stunting di Indonesia. Menurutnya upaya yang dilakukan Kemenkes saat ini dinilai efektif dan dapat memberikan dampak yang baik pada penurunan angka kasus tengkes.
Kata dia, program-program yang disiapkan Kemenkes akan terus dilakukan di berbagai provinsi di Indonesia, khususnya provinsi dengan prevalensi angka stunting tertinggi.
“Strateginya tetap sama ya, yakni sebelum lahir dan setelah lahir. Misalnya remaja putri mengkonsumsi tablet tambah darah, ibu hamil mengkonsumsi 90 tablet tambah darah selama kehamilannya. Kemudian ibu hamil mendapatkan tambahan asupan gizi. Nah setelah kelahiran kita juga melakukan intervensi ya, misalnya 90 persen balita gizi kurang mendapatkan tambahan asupan gizi. Dan intervensi-intervensi itu yang terus kita lalukan,” ujar Nadia, saat dihubungi KBR, Kamis (28/9/2023).
Baca juga:
- Target Prevalensi Tengkes 14 Persen di 2024 Sulit Tercapai
- Menkeu: Bantuan Pangan untuk Penanganan Stunting Diprioritaskan di 12 Provinsi
Juru bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menambahkan dalam mengejar target penurunan stunting menggandeng beberapa pemangku kepentingan lainnya seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk bersinergi dalam menekan angka tengkes di Indonesia.
Nadia optimistis dapat menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di 2024.
Editor: Rony Sitanggang