Bagikan:

Sengketa Lahan, Warga Pulau Padang: Kami Kucing-kucingan Dengan PT RAPP

"Kalau kita tidak turun ke lapangan, mungkin perusahaan menggarap sampai belakang rumah kami."

BERITA | NASIONAL

Senin, 12 Sep 2016 14:03 WIB

Author

Agus Lukman

Sengketa Lahan, Warga Pulau Padang: Kami Kucing-kucingan Dengan PT RAPP

RAPP menggali kanal di Pulau Padang. (Foto: Jaringan Masyarakat Gambut)



KBR, Jakarta- Warga Desa Bagan Melibur di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau menyambut baik keputusan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang menyerahkan kembali lahan konsesi mereka ke masyarakat. Anggota Badan Permusyawaratan Desa Bagan Melibur, Junaidi mengatakan selama ini masyarakat khawatir PT RAPP terus menggarap lahan desa.

Padahal, kata Junaidi, berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 180 desa mereka dibebaskan dari areal Hutan Tanaman Industri.

Junaidi mengatakan selama ini warga sudah sering melakukan pengecekan untuk mencegah PT RAPP mengelola lahan desa. Namun PT RAPP kembali masuk kawasan tanaman rakyat.


"Kalau kita tidak turun ke lapangan, mungkin perusahaan menggarap sampai belakang rumah kami. Agustus lalu, kita sudah cegah perusahaan menggarap di areal, masuk kawasan tanam rakyat. Sagu dan karet. Itu bukan kawasan hutan lagi. Kita cegat, kita mohon berhenti, kita laporkan ke Pemkab Meranti. Semua jalur sudah kita tempuh," kata Junaidi kepada KBR, Senin (12/9/2016).

Anggota Badan Permusyawaratan Desa Bagan Melibur, Junaidi menambahkan selama ini warga dan PT RAPP kerap bermain kucing-kucingan. Apabila warga berhenti melakukan pengawasan di lapangan, PT RAPP kembali mengelola lahan desa.

"Biasanya kita sehari-harinya, kita ada saja yang mengecek ke lokasi. Kita dengan perusahaan seperti kucing-kucingan. Kita hari ini datang, kita setop (PT RAPP). Besok kita pulang. Tapi perusahaan itu menggarap lagi malam hari," kata Junaidi.

Junaidi mengatakan lahan yang selama ini diklaim masuk kawasan konsesi PT RAPP bisa mencapai puluhan hektar, dan hal itu berdampak pada ratusan keluarga. Pembuatan kanal yang dilakukan PT RAPP membuat warga mengalami krisis air.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending