Bagikan:

Menkeu Perkirakan Defisit Bertambah karena Cost Recovery

"Kita melihat sampai dengan Juli realisasi cost recovery yang dilaporkan telah mencapai 6,5 miliar USD. Sementara Di APBNP hanya dianggarkan sebesar 8 miliar USD."

BERITA | NASIONAL

Jumat, 16 Sep 2016 21:01 WIB

Menkeu Perkirakan Defisit Bertambah karena Cost Recovery

Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Antara)



KBR, Jakarta- Pemerintah memperkirakan defisit anggaran akan membengkak 0,2 persen atau menjadi 2,7 persen (sebelumnya 2,5 %) tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, hal tersebut dikarenakan bertambahnya pengeluaran untuk penggantian biaya operasi kegiatan hulu migas (cost recovery).

"Kita melihat sampai dengan Juli realisasi cost recovery yang dilaporkan telah mencapai 6,5 miliar USD. Sementara Di APBNP hanya dianggarkan sebesar 8 miliar USD. Oleh karena itu kemungkinan bahwa cost recovery akan melebihi yang ada di dalam APBNP sebesar 8 miliar USD, akan memberikan tambahan pengeluaran yang kemudian akan mengurangi penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari SDA (sumber daya alam)," kata Sri Mulyani di kantor Presiden, Jumat (16/9/2016).

Sri Mulyani menambahkan, hingga Agustus, penerimaan negara tercatat mencapai 46 persen (46,1 persen) dari target Rp 1.784,2 triliun di APBNP. Kata dia, pemerintah akan memantau dengan teliti perkembangan penerimaan beberapa bulan ke depan.

"Karena dia akan menentukan berapa pada akhirnya jumlah kemampuan kita untuk membelanjai seluruh pengeluaran-pengeluarn yang telah dikomit oleh pemerintah," jelas perempuan yang akrab disapa Ani ini.

Belanja Kementerian Lembaga


Sementara di sisi belanja, menurut Sri Mulyani, terjadi percepatan dalam penyerapan anggaran di kementerian dan lembaga. Ia memperkirakan penyerapan bakal lebih tinggi dari tahun lalu dan mencapai 97 persen (97,1%).

"Banyak K/L (kementerian dan lembaga negara) yang nampaknya cukup cepat melakukan penyerapan anggaran pada awal tahun karena perencanaannya makin baik," ujar bekas pejabat Bank Dunia ini.

Terkait dana transfer daerah, Sri Mulyani bersama Kementerian Dalam Negeri terus memantau dampak penundaan dana alokasi khusus dan dana bagi hasil ke daerah. Kata dia, pemerintah bakal mengupayakan pencairan dana pada Desember, apabila kemampuan negara memungkinkan.

"Terutama untuk daerah-daerah yang saat ini memang merasakan penundaan DAU ini sangat menekan APBD-nya," ujar dia. 


Editor: Rony Sitangang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending