Bagikan:

Kena Dampak Reklamasi Pulau G, PLN: Anggaran Perbaikan Punya Siapa?

Menko Luhut mengklaim PLN sudah memberikan jaminan keberlangsungan proyek

BERITA | NASIONAL

Rabu, 14 Sep 2016 18:15 WIB

Author

Yudi Rachman

Kena Dampak Reklamasi Pulau G, PLN: Anggaran Perbaikan Punya Siapa?

Ilustrasi: papan segel di lokasi reklamasi di Cirebon



KBR, Jakarta- Juru bicara PLN Pusat Agung Murdifi belum bisa memastikan asal anggaran rekayasa teknologi untuk menstabilkan kinerja PLTU Muara Karang terkait adanya proyek reklamasi pulau G. Agung Murdifi mengatakan, dirinya belum dapat informasi perihal jenis rekayasa teknologi yang akan digunakan.

Kata dia, PT Indonesia Power yang memiliki kewenangan terkait pengelolaan pembangkit PLTU Muara Karang yang berhimpitan dengan proyek reklamasi pulau G.

"Kan dari Indonesia Power sudah disampaikan akan ada rekayasa teknologi. Anggaran dan seperti apa rekayasa teknologinya? Saya belum tahu anggarannya. Apakah dari PLN atau dari IP saya belum tahu. Apakah teknologinya sedang disiapkan atau masih dikaji atau siap dijalankan? Belum tahu tuh. Belum ada info," jelas Juru bicara PLN Pusat Agung Murdifi kepada KBR.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan memastikan proyek reklamasi Pulau G di Pantai Utara Jakarta dilanjutkan setelah Juni lalu, dihentikan pendahulunya, Rizal Ramli. Menurut dia, tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan proyek anak perusahaan Agung Podomoro Land, PT Muara Wisesa Samudera, itu.

Kelanjutan itu dipastikan berdasarkan pembahasan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), PT PLN (Persero), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Perhubungan.

Dia mengklaim masalah lingkungan yang sebelumnya dikhawatirkan KLHK bakal teratasi dengan bantuan teknologi. Ujarnya lagi, PLN sudah menjamin potensi gangguan terhadap kabel listrik dasar laut di area dekat Pulau G tidak akan menghalangi proyek reklamasi berlanjut.
 
PLTU Muara Karang selama ini mensuplai sekitar 5.700 mega watt. Sementara beban puncak Jakarta itu 7.200. Artinya 70 persen ‘black out’ atau padam listrik secara total, jika PLTU itu terganggu karena aktivitas pembangunan pulau yang lokasinya tidak benar.

Editor: Dimas Rizky 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending