Juru Bicara BNPB, Sutopo Purwo Nugroho memaparkan, sebanyak 28 titik panas terdeteksi di Provinsi Riau dengan tingkat kepercayaan sedang dan 1 titik dengan tingkat kepercayaan tinggi. Padahal, selama lima hari terakhir titik panas di provinsi itu sempat terlihat nihil. Sementara untuk Sumatera Selatan sendiri terpantau ada 15 titik panas dengan konfidensial sedang sebanyak 12 titik dan 3 titik dengan konfidensial tinggi.
"Riau tadi sedang 28, tinggi 1, jadi di Sumatera mulai terdeteksi adanya pembakaran-pembakaran baru. Dan rata-rata kebanyakan di perkebunan-perkebunan jadi memang kebanyakan sawit kalau kita melihat dari satelit seperti yang terjadi di PT APSL di Rokan Hulu yang luas kebakarannya lebih dari 2.000 hektar," ujar Sutopo kepada KBR (4/9/2016)
Selain itu, kata Sutopo, daerah yang juga terlihat memiliki titik panas dengan jumlah tinggi diantaranya Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan jumlah 30 hotspot dikarenakan keringnya kondisi di wilayah itu yang ditambah dengan pembakaran alang-alang oleh petani setempat. Ia menambahkan, saat ini masih ada 6 provinsi yang menetapkan siaga darurat Jambi Riau, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel. Bantuan BNPB masih diberikan bantuan ke enam provinsi tersebut untuk upaya pemadaman seperti helikopter dan pesawat untuk water bombing.
Editor: Sasmito