KBR, Jakarta - Hingga 29 Agustus 2016, pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 355,9 triliun atau 97,56 persen dari target neto dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sebesar Rp 364,8 triliun.
Sedangkan penerbitan SBN secara gross mencapai Rp 533,8 triliun dari target sebesar Rp 611,4 triliun. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengatakan, realisasi itu setara dengan 87 persen dari APBNP 2016 yang defisitnya diperkirakan 2,35 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Defisit sesuai APBNP 2,35 persen, target gross-nya adalah Rp 611,4 triliun. Kami telah menerbitkan Rp 533,8 triliun atau 87,31 persen dari target gross. Outlook APBNP diperkirakan defisitnya akan melebar di 2,5 persen, sehingga penerbitannya realiasi per 29 agustus adalah 84 persen," jelas Robert di Gedung Frans Seda, Kemenkeu, Jakarta pada Senin (5/9/2016).
Menurut Robert, apabila menggunakan asumsi defisit 2,5 persen dari PBD, maka kebutuhan utang sampai akhir tahun masih kurang Rp 79,3 triliun. Angka tersebut berasal dari asumsi defisit 2,35 persen, ditambah Rp 17 triliun dari asumsi defisit 2,5 persen.