KBR, Jakarta- Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli
mengkritik Pertamina terkait usulan pembangunan fasilitas penyimpanan (storage)
minyak. Kata dia, usulan tersebut dibahas dalam rapat terbatas dengan Presiden
Joko Widodo beberapa hari yang lalu. Menurutnya, fasilitas penyimpanan senilai
2,4 miliar dolar Amerika tersebut seharusnya bukan dibangun oleh Pertamina
tetapi oleh pihak yang menjual (mengimpor) minyak ke Indonesia. Rizal
mengisyaratkan, usulan Pertamina ini sarat dengan KKN dan tidak transparan.
"Kami waktu itu sengaja begitu dilantik menggunakan jurus rajawali
ngepret. Membawa kekuatan perubahan dari luar buat ngepret yang di dalam yang
masih main KKN, yang masih mainin transparansi. Saya berikan contoh, beberapa
hari lalu ada rapat dengan presiden, wapres, Pertamina, BUMN dan keuangan.
Pertamina usulkan mau buang uang 2,4 miliar us dolar untuk meningkatkan storage
oil Indonesia dari belasan hari jadi satu bulan. Idenya bagus ningkatin
operasional stock, tapi kenapa musti Peramina yang keluarkan uang?" kata
Rizal di Rakornas KKP, Kamis (10/9/2015).
Rizal Ramli menambahkan, dirinya mengaku senang usulan tersebut ditolak oleh
Presiden Joko Widodo. Terkait kritikan ini, Rizal telah beberapa kali
mengutarakan, selain di depan pejabat daerah dalam acara Rakornas KKP, Rizal
juga telah menyampaikan dalam rapat dengan Banggar DPR kemarin.
Editor: Malika