Banyak Perusahaan Hutan Abaikan Kanal Air
Juru Bicara Kementerian Kehutanan, Eko Widodo Sugiri mengatakan banyak perusahaan tidak memanfaatkan secara maksimal kanal-kanal air tersebut. Kanal-kanal itu kosong tanpa air.

Ilustrasi. Lahan gambut di Riau. (Foto: www.riau.go.id)
KBR, Jakarta - Pemerintah mendesak perusahaan hutan tanaman industri (HTI) maupun gambut merevitalisasi kanal yang sudah ada di lahan dan hutan mereka.
Juru Bicara Kementerian Kehutanan, Eko Widodo Sugiri mengatakan banyak perusahaan tidak memanfaatkan secara maksimal kanal-kanal air tersebut. Kanal-kanal itu kosong tanpa air.
Eko mengatakan semestinya kanal-kanal itu dimanfaatkan untuk mencegah kebakaran lahan dan hutan, termasuk lahan gambut.
"Jadi intinya kanalisasi, pengaturan muka tinggi muka airnya naik. Dia akan menggenangi kanan kirinya kalau airnya naik, akan menggenangi gambut. Gambut itu kan kaya tisu. Kalau perusahaan-perusahaan besar itu sudah ada kanal-kanalnya, tapi ternyata tidak dimanfaatkan, tidak dipelihara dengan baik. Kanal ini dimanfaatkan sebagai bentuk pencegahan kebakaran," kata Eko Widodo Sugiri dalam perbincangan di KBR Pagi, Selasa (29/7).
Presiden Joko Widodo pada pekan lalu meminta agar tata kelola lahan gambut yang buruk segera diperbaiki. Salah satunya dengan merendam lahan gambut agar tidak kering dan mudah terbakar.
Jokowi menginstruksikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemerintah Daerah mewajibkan perusahaan hak pengelolaan lahan gambut membangun embung yang bisa dimanfaatkan untuk perendaman (rewetting) tanah gambut.
Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa langkah konkrit untuk mengatasi darurat kebakaran lahan gambut dengan membangun embung air sudah dilakukan di Kalimantan Tengah.
Editor: Agus Luqman
Juru Bicara Kementerian Kehutanan, Eko Widodo Sugiri mengatakan banyak perusahaan tidak memanfaatkan secara maksimal kanal-kanal air tersebut. Kanal-kanal itu kosong tanpa air.
Eko mengatakan semestinya kanal-kanal itu dimanfaatkan untuk mencegah kebakaran lahan dan hutan, termasuk lahan gambut.
"Jadi intinya kanalisasi, pengaturan muka tinggi muka airnya naik. Dia akan menggenangi kanan kirinya kalau airnya naik, akan menggenangi gambut. Gambut itu kan kaya tisu. Kalau perusahaan-perusahaan besar itu sudah ada kanal-kanalnya, tapi ternyata tidak dimanfaatkan, tidak dipelihara dengan baik. Kanal ini dimanfaatkan sebagai bentuk pencegahan kebakaran," kata Eko Widodo Sugiri dalam perbincangan di KBR Pagi, Selasa (29/7).
Presiden Joko Widodo pada pekan lalu meminta agar tata kelola lahan gambut yang buruk segera diperbaiki. Salah satunya dengan merendam lahan gambut agar tidak kering dan mudah terbakar.
Jokowi menginstruksikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemerintah Daerah mewajibkan perusahaan hak pengelolaan lahan gambut membangun embung yang bisa dimanfaatkan untuk perendaman (rewetting) tanah gambut.
Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa langkah konkrit untuk mengatasi darurat kebakaran lahan gambut dengan membangun embung air sudah dilakukan di Kalimantan Tengah.
Editor: Agus Luqman
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai