KBR, Jakarta - Pengamat politik Universitas Paramadina, Herdi Sahrasad menilai perpecahan yang kembali terjadi di tubuh PPP membuat pamor partai itu terus menurun.
Integritas politisi partai berlambang Kabah itu juga bisa dipertanyakan oleh masyarakat. Dia mengatakan perpecahan di tubuh PPP sudah menjadi tradisi sejak lama.
"Islam sebagai nilai moral etis bagi para politisi PPP sudah dikesampingkan. Sehingga yang muncul adalah saling pecat, saling menyingkirkan secara kasat mata dan secara kasar. Menurut saya mereka harusnya tabayyun. Mereka harus duduk bersama dan berembuk bersama mencari langkah terbaik. Seperti ibaratnya memercik air, menciprat ke muka sendiri. Begitu loh," ujar Herdi kepada wartawan di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (13/9) siang.
PPP saat ini kembali terpecah lantaran ada aksi saling pecat antara Sekjen Romahurmuziy dan Ketua Umum Suryadharma Ali.
Konflik internal PPP sebelumnya pernah terjadi setelah Pileg, April lalu. Saat itu, kubu Suryadharma dianggap menerobos aturan partai karena menyatakan dukungan pada Prabowo sebelum Rapimnas digelar. Kedua belah pihak telah rujuk sepekan kemudian dan menyataan tetap solid.