KBR, Jakarta - Daerah Indonesia bagian Timur dinilai masih menjadi basis kelompok teroris untuk merekrut anggotanya. Pengamat teroris Dhyah Madya Ruth Sri Ningrum mengatakan, hal ini lantaran di daerah tersebut tingkat antusiasme masyarakat terhadap kelompok radikal masih cukup tinggi.
"Ada beberapa wilayah di Timur yang memang menjadi basis mereka karena tingkat antusias masyarakat cukup tinggi. Ada faktor keterikatan emosional seperti daerah bekas konflik karena mereka dianggap sebagai pahlawan. Sehingga ada faktor keterkaitan baik disengaja maupun tidak," kata Dyah kepada KBR.
Tim Detasemen Khusus Anti Teror 88 menangkap enam terduga teroris di kecamatan Soromandi, Bima, Nusa Tenggara Barat, kemarin. Juru Bicara Kepolisian Indonesia, Boy Rafli Amar mengatakan, keenam terduga teroris itu sebelumnya telah lama menjadi incaran polisi.
Dalam penggerebekan tersebut, kata Boy, seorang tewas karena melawan saat akan ditangkap. Mereka diduga merupakan jaringan teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Kelimanya saat ini ditahan di Polda NTB. Mereka antara lain, Juwaid alias Herman alias David, Suhaili alias Gondrong, Juned, Dedi Ilrawan dan Salman. (Baca: Polisi Lama Pantau Kelompok Teroris Bima)
Editor: Sutami