KBR, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi KPK melayangkan surat permohonan pencegahan bepergian ke luar negeri terhadap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik ke Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
Tak hanya itu, KPK juga turut mencekal staf khusus Menteri ESDM, I Ketut Wiryadinata. Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, pencegahan itu terkait dugaan korupsi di Kementerian ESDM. Keduanya dicegah hingga enam bulan ke depan, terhitung sejak 03 September kemarin.
“Terkait dengan dugaan TPK dalam kaitannya dengan penyalahgunaan wewenang dengan memaksa di Kementerian ESDM sepanjang 2011 sampai 2013 dengan tersangka JW. KPK telah mengirimkan surat permintaan pencegahan ke luar negeri kepada Direktorat Jenderal Imigrasi atas nama Jero Wacik, Menteri ESDM, kemudian I Ketut Wiryadinata Staf Khusus Menteri ESDM, selama enam bulan ke depan sejak 03 September,” kata Johan kepada KBR, Senin (1.
KPK resmi menetapkan Wacik sebagai tersangka dugaan korupsi di Kementerian ESDM. Wakil Ketua KPK Bambang Wijajanto mengatakan, Jero dinilai menyalahgunakan wewenangnya mengumpulkan dana dengan memeras sejumlah rekanan Kementerian ESDM.
Namun Bambang belum menyebutkan pihak-pihak mana yang diperas kader Partai Demokrat itu. Bambang mengatakan Jero juga membuat rapat fiktif, untuk mengumpulkan dana. Dana-dana yang dikumpulkan dinilai untuk menutupi biaya operasional yang besar. Bambang mengatakan jumlah dana yang dikumpulkan mencapai Rp 9,9 miliar.
Lalu siapakah Stafsus Jero Wacik, I Ketut Wiryadinata yang ikut dicegah ke luar negeri oleh KPK?
Dari penelusuran KBR, I Ketut Wiryadinata merupakan teman akrab Jero Wacik. Mereka sudah berteman sejak SD sampai kuliah di ITB. Dalam sebuah wawancara dengan Wiryadinata di laman alumni ITB, ia telah bergabung dengan menjadi staf khusus Jero Wacik sejak 2006.
Saat itu Jero menjabat Menteri Pariwisata. Sebagai teman dekat, Wiryadinata kemudian terus menjadi staf khusus Jero Wacik di Kementerian ESDM. Saat bekerja sebagai general manajer di sebuah perusahaan asing, lelaki yang akrab disapa Wir ini, mengaku ditawari gaji sebagai stafsus Rp 3,5 juta.
Akan tetapi ditolak, dan baru diterima setelah Jero Wacik berjanji akan menambah gajinya. Masih dalam laman yang sama, Wiryadinata mengaku pernah masuk Partai Demokrat akan tetapi tidak aktif. Sebagai staf khusus, ia membantu Jero Wacik di bidang pemasaran, kerjasama luar negeri dan informasi teknologi.
Editor: Pebriansyah Ariefana
