KBR, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla belum memiliki skema yang jelas terkait pengelolaan industri minyak dan gas bumi (Migas). Sebab Ari Soemarno berpotensi dimasukkan menjadi penentu kebijakan di sektor ini.
Pengamat Energi Hendrajit menganggap Ari salah satu aktor mafia migas. Ia juga menduga, pertemuan antara SBY dengan Jokowi di Bali itu bukan sekedar membahas soal penaikan BBM dan RAPBN, namun juga perundingan terselubung pengaturan mafia hulu dan hilir Migas.
“Jokowi-JK ini tidak memiliki kontra skema untuk melawan mafia Migas ini. Malah ingin memasukkan aktor-aktor mafia lama yang dulunya hilir supaya jadi hulu. Salah satunya kan Ari Sumarno. Dan celakanya, Ari Sumarno meskipun mafia (Migas) hilir. Tapi jangan lupa, Rini Suwandi itu pernah lama di Amerika, di departemen keuangan dan dia dekat Men Power sebagai perumus skema kapitalisme global di Amerika," kata Hendrajit saat dihubungi, Minggu (7/9).
Oleh sebab itu, Pemerintahan Jokowi -JK harus membuktikan bahwa Menteri ESDM yang baru dipastikan mampu membasmi mafia Migas. Jokowi, kata dia, harus bisa membasmi perpanjangan tangan kekuatan asing untuk menguasai Migas di dalam negeri.
Caranya, sistem pengelolaan yang baru harus segera disusun dan menempatkan orang-orang tepat penentu kebijakan di sektor tersebut.
"Jadi bayangkan kalau nanti Ari jadi Menteri ESDM, jokinya itu adiknya sendiri, Rini. Pertarungan ini yang menurut saya lebih menarik, pasca pertemuan Jokowi dan SBY di Bali kemarin. Yang orang hanya melihat permukaannya saja, soal penaikan BBM dan RAPBN,” jelas Ari.
Editor: Pebriansyah Ariefana