KBR, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo dinilai mampu mencapai target inflasi tahun 2015 sebesar 4,4 persen, meski harga BBM subsidi naik tahun depan. Pengamat Ekonomi dari INDEF, Eni Sri Hartati mengatakan, syaratnya Jokowi melaksanakan program stimulus fiskal bagi usaha mikro, kecil dan menengah sebagai pihak paling terdampak. Kemudian pengendalian distribusi pasokan bahan makanan. Selain itu, melakukan komunikasi politik yang baik pada masyarakat. (Baca: Jokowi-JK Siapkan Langkah Jika BBM Bersubsidi Naik)
“Konsekuensinya memang Joko Widodo harus tancap gas. Perkiraan kami paling ideal memang antara Februari atau Maret untuk menaikkan harga BBM. Jadi masih ada waktu melakukan program-program antisipasi terlebih dulu, “ kata Pengamat Ekonomi dari INDEF, Eni Sri Hartati kepada KBR (07/09).
Selain itu Jokowi juga harus mempercepat diversifikasi energi. Walaupun di awal tahun inflasi akan tinggi, jika program-program tersebut dilaksanakan secara konsisten, maka masih memungkinkan terjadi deflasi.
Menurut Eni Sri Hartati, hitungan inflasi yang disebabkan kenaikan harga BBM tidak selalu persis karena tergantung persiapan dan anstisipasi sebelum menaikkan harga. Asumsi bahwa setiap kenaikan Rp. 1000 menaikkan inflasi hingga 1,2 persen lebih didasarkan data historis tahun 2013 ketika pemerintah menaikkan harga BBM.
Editor: Nanda Hidayat