Bagikan:

BNPB: Pembakaran Hutan Modus Baru Cari Dana Asing

KBR, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menduga sekelompok orang telah membakar hutan Indonesia dengan tujuan untuk mendapat dana asing. Ini dianggap sebagai modus baru.

NASIONAL

Rabu, 17 Sep 2014 15:58 WIB

Author

Abu Pane

BNPB: Pembakaran Hutan Modus Baru Cari Dana Asing

dana asing, riau, bakar

KBR, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menduga sekelompok orang telah membakar hutan Indonesia dengan tujuan untuk mendapat dana asing. Ini dianggap sebagai modus baru.

Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan usai membakar hutan, sekelompok orang tersebut mengajukan proposal pengajuan uang dengan alasan untuk mengatasi perubahan iklim. Ia mengatakan hal tersebut merupakan modus baru dalam kasus pembakaran hutan Indonesia. Namun Sutopo tidak menyebutkan siapa saja orang tersebut.

"Kelompok tertentu membakar untuk memperoleh dana dan kepentingan lain dari berbagai pihak. Jadi dibakar, bikin proposal tentang dampak perubahan iklim yang ada di Indonesia. Kemudian datanglah bantuan biaya. Areal yang dibakar jauh dari pemukiman karena areal tersebut pengawasannya lemah. Dilakukan saat musim kering, dimulai dengan membakar ranting-ranting. Membakar dengan ban bekas dipotong-potong diberi minyak lalu dibakar. Jadi alusistanya hanya ban bekas," ujar Sutopo di Jakarta, Rabu (17/9).

Sutopo menambahkan saat ini kebarakan hutan masih terjadi di sejumlah titik di Kalimantan dan Sumatera. Bahkan jumlah titik api di Kalimantan Barat terus meningkat hingga mencapai 4.800 titik.

Kebakaran hutan juga masih terjadi di Palembang dan Riau. Akibatnya kota tersebut diselimuti kabut asap. Jarak padang di Palembang hanya 40 meter. Namun Sutopo mengklaim kabut asap di Indonesia belum menyebar ke luar negeri.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending