KBR68H, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Yudisial (KY) Imam Anshori Saleh mengaku siap dipanggil Badan Kehormatan DPR terkait pengakuannya soal praktik percaloan dalam pemilihan hakim agung.
Dia menegaskan, ini dilakukannya demi menjaga integritasnya sebagai pejabat negara. Namun dia akan menolak hadir jika pemanggilan hanya menjadi alat politik anggota dewan.
"Ya kalau dipanggil saya akan datang. Tentu saya akan mempertimbangkan apakah akan sampai pada orang atau saya akan bicara umum seperti ini. Jadi kalau bicara nama orang saya harus hati-hati, jangan sampai justru omongan saya jadi komoditas politik bagi DPR, bagi banyak partai partai. Nah ini untuk menyudutkan salah satu partai saya enggak setuju. Jadi kalau ini serius dan untuk itu saya akan fikir-fikir. Tapi kalau untuk sekedar formalitas dan meningkatkan citra BK, saya enggak mau," ungkap Imam yang dihubungi KBR68H melalui telepon.
Imam Anshori Saleh mengaku pernah diminta oknum anggota dewan untuk meloloskan salah satu calon hakim agung pada pemilihan tahun 2012. KY bahkan dijanjikan bakal menerima duit sebesar Rp 1,4 miliar jika meloloskan nama calon hakim tersebut.
Namun sebaliknya, KY justru tidak meloloskan nama calon hakim itu. Ini diungkapkan Imam menyusul dugaan praktik percaloan yang terjadi di toilet DPR terkait pemilihan hakim Mahkamah Agung yang saat ini tengah menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR.
Editor: Antonius Eko