KBR68H, Jakarta - Dua tokoh cendekiawan Indonesia, Prof (Em) Syafii Maarif dan Prof Gondomono mendapat anugerah Nabil Award dari Yayasan Nation Building. Penghargaan serupa pernah diberikan kepada individu dan lembaga yang dinilai telah berjasa bagi pengembangan proses pembangunan kebangsaan Indonesia melalui penelitian, penerbitan karya ilmiah atau aktivitas lain dalam bidang ilmu sosial yang mampu memberikan pencerahan kepada publik.
Dalam rilis yang diterima PortalKBR, penghargaan ini diharapkan bisa memberi kabar baik di tengah berbagai masalah kebangsaan, seperti gesekan berlatarbelakang SARA, maupun terungkapnya berbagai kasus korupsi dan skandal lainnya."Yang paling tragis adalah tumbangnya tokoh-tokoh yang sebelumnya dikenal memiliki integritas, karena ditangkap oleh KPK."
Syafii Maarif dan Gondomono adalah guru besar senior yang dinilai mampu tanpa henti menjunjung tinggi integritas. Di samping menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mereka juga aktif memberikan pencerahan kepada kalangan masyarakat luas, demi mewujudkan Indonesia yang plural dan menjadikannya rumah yang ramah bagi semua.
Ahmad Syafii Maarif yang akrab disapa Buya Syafii adalah tokoh multidimensi. Meski dibesarkan dalam lingkungan Muhammadiyah dan pernah memimpin ormas Islam terbesar kedua di Indonesia, Buya Syafii jauh dari watak eksklusif dan sektarian. Melalui Maarif Institute yang didirikan pada 2003, idealisme dan kecintaan Buya Syafii yang tulus terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memberi sumbangan dalam menciptakan pandangan-pandangan politik-keagamaan yang bervisi humanis, berwawasan nasionalis serta kontra terhadap pemikiran dan tindakan individu atau kelompok tertentu, yang mengarah atau berpotensi pada terciptanya konflik sosial, disintegrasi, dan kebangkrutan bangsa.
Buya Syafii juga dinilai tidak hanya seorang tokoh agama yang disegani di republik ini tetapi juga seorang profesor yang berdedikasi tinggi, cendekiawan brilian, pemikir Muslim pluralis-humanis, pejuang moral yang bersih, sejarawan mumpuni, penulis produktif, pembicara ulung, praktisi lintas-iman yang pluralis, aktivis sosial pemberani, dan lebih dari itu, seorang guru bangsa yang patut diteladani.
Sedangkan nama Gondomono tidak dapat dipisahkan dari perkembangan disiplin Ilmu Sinologi (kajian budaya dan sejarah Tiongkok) di Indonesia. Sinolog sekaligus antropolog ini berkarir sebagai pengajar dan pendidik di Program Studi Cina, Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Kontribusinya dalam bidang Antropologi Kebudayaan Tionghoa dan kebudayaan masyarakat Tionghoa Indonesia tidak dapat diabaikan. Karyanya turut memperkaya khasanah studi Tionghoa di Indonesia.
Saat usianya tak lagi muda, Gondomono masih terus menulis. Buku Manusia dan Kebudayaan Han diselesaikannya saat berusia 80 tahun (2012). Karya ini sangat komprehensif dan ditulis dengan bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami oleh segala kalangan.
Nabil Award diberikan setiap tahun sejak 2007. Acara penganugerahan akan diselenggarakan pada Kamis, 26 September 2013 di Jakarta.
Nabil Award untuk Syafii Maarif dan Gondomono
Penghargaan ini diharapkan bisa memberi kabar baik di tengah berbagai masalah kebangsaan, seperti gesekan berlatarbelakang SARA, maupun terungkapnya berbagai kasus korupsi dan skandal lainnya.

NASIONAL
Sabtu, 21 Sep 2013 14:53 WIB


Syafii Maarif, Gondomono, Nabil Award
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai