Bagikan:

Migrant Care Desak Pemerintah Buka Lapangan Kerja Untuk Wanita

KBR68H, Jakarta - Ancaman hukuman mati terhadap TKI Wilfrida Soik di Malaysia disebabkan karena minimnya lapangan pekerjaan untuk perempuan.

NASIONAL

Kamis, 19 Sep 2013 21:58 WIB

Migrant Care Desak Pemerintah Buka Lapangan Kerja Untuk Wanita

wilfrida soik, migran care, tenaga kerja

KBR68H, Jakarta - Ancaman hukuman mati terhadap TKI Wilfrida Soik di Malaysia disebabkan karena minimnya lapangan pekerjaan untuk perempuan. Direktur Migran Care Anis Hidayah mendesak pemerintah untuk membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan untuk perempuan di tanah air. Tujuannya agar kasus-kasus TKI di luar negeri seperti yang dialami oleh Wilfrida Soik tak terulang lagi. (Baca:Petisi Pembebasan TKI Wilfrida Diserahkan ke DPR)

"Untuk modus-modus penempatan TKI itu memang tidak nampak penempatan itu memang tidak nampak penempatan yang serius. Apa yang dilakukan itu kan hanya sosialisasi, secara normatif, sedangkan sindikat itu kan bekerja. Sedangkan sindikat itu kan berkerja secara nyata, datang langsung ke korban, membujuk, merayu, memasukan dokumen dan memberangkatkan secara tidak proper. Sehingga mereka menjadi korban mereka. Apa yang dilakukan pemerintah sosialisasinya kan normatif ya, penyiluhan yang hanya melibatkan 50 orang. Padahal sindikat itu sudah bergerak kemana-mana, sehingga tidak menyentuh sindikat yang berkerja itu," ujar Anis di gedung DPR (19/9)


Sebelumnya TKI Wilfrida Soik asal Belu Nusa Tenggara Timur terancam hukuman gantung karena kasus pembunuhan yang tak sengaja ia lakukan. Wilfrida, gadis 20 tahun yang menjadi tulang punggung keluarga berangkat ke Malaysia untuk menjadi TKI melalui calo yang bernama Deni dari agensi resmi Malaysia Master Sdn Bhd. (Baca: Permintaan Migran Care pada Pemerintah soal Soik)

Editor: Nanda Hidayat

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending