Bagikan:

Litbang Kementan: Kemarau Belum Ganggu Usaha Pertanian

KBR68H, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan musim kemarau yang melanda sejumlah wilayah sentra penghasil tanaman pangan tidak akan mengganggu usaha pertanian di daerah tersebut. Kepala Balai Besar Litbang Lahan Pertanian Kementan Muhriza

NASIONAL

Minggu, 29 Sep 2013 23:09 WIB

Author

Abu Sahma

Litbang Kementan: Kemarau Belum Ganggu Usaha Pertanian

kekeringan, pertanian, gagal panen, produksi pangan, kemarau

KBR68H, Jakarta - Kementerian Pertanian memastikan musim kemarau yang melanda sejumlah wilayah sentra penghasil tanaman pangan tidak akan mengganggu usaha pertanian di daerah tersebut.

Kepala Balai Besar Litbang Lahan Pertanian Muhrizal Sarwani mengatakan petani sudah memprediksi terlambatnya musim hujan yang mengakibatkan kekeringan. Oleh sebab itu mereka sudah menunda musim tanam hingga musim hujan mendatang.

"Sekarang kan musim kering. Di Jawa Timur misalnya, orang tidak menanam apa-apa. Belum menanam, Oktober baru musim tanam. Jadi Juli, Agustus dan September itu kekeringan di daerah-daerah sana, di Jawa Timur. Jadi sebetulnya ga mempengaruhi apa-apa. Jadi mereka hanya kekurangan air untuk mandi dan untuk kebutuhan sehari-hari. Itu saja," ujar Muhrijal saat dihubungi KBR68H di Jakarta, Minggu (29/9).

Kepala Balai Besar Litbang Lahan Pertanian Kementan Muhrizal Sarwani menambahkan, hingga saat ini belum ada laporan tentang rusaknya tanaman warga akibat kekeringan. Ia bahkan mengklaim kekeringan tersebut tidak mengganggu stok cadangan pangan di dalam negeri.

Kekeringan saat ini terjadi di wilayah Timur Indonesia seperti NTT, NTB dan Papua. Begitu juga di Aceh. Petani padi di Lhouksumawe Aceh terancam gagal panen karena kekeringan yang melanda daerah itu membuat padi mereka mengalami puso atau tidak menghasilkan sesuatu.


Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending