Bagikan:

Bulog: Pengusaha Tempe Tahu Tak Perlu Mogok

KBR68H, Jakarta - Perusahaan Umum Bulog meminta para perajin tahu tempe tidak mogok kerja pada tanggal 9 hingga 11 September mendatang. Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, saat ini Indonesia masih memilik stok kedelai sekitar 350 ribu

NASIONAL

Rabu, 04 Sep 2013 13:54 WIB

Author

Ade Imamsyah

Bulog:  Pengusaha Tempe Tahu Tak Perlu Mogok

bulog, kedelai, tahu tempe

KBR68H, Jakarta - Perusahaan Umum Bulog meminta para perajin tahu tempe tidak mogok kerja pada tanggal 9 hingga 11 September mendatang. Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, saat ini Indonesia masih memilik stok kedelai sekitar 350 ribu ton.

Kementerian Perdagangan juga sudah menerbitkan izin impor kedelai kepada para importir kedelai termasuk Bulog. Sutarto memastikan tidak akan ada kendala pada persediaan stok kedelai ke depan.

“Sebenarnya kenapa harus mogok dan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kemarin sore seharusnya kalau memang betul-betul memiliki cadangan atau memilik stok mesti harus segera dikeluarkan. Untuk apa ditahan-tahan, katanya ada 350 ribu ton itu kalau menurut saya tidak perlu ditahan lagi, untuk apa ? karena sebentar lagi dengan dibebaskannya impor akan masuk lebih banyak lagi, pasti," ujarnya kepada wartawan di gedung Menko Perekonomian.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso menambahkan, Bulog kini sedang mengusahakan impor kedelai dari Amerika yang akan datang dalam waktu dekat. Sebelumnya, ribuan perajin tempe dan tahu berencana mogok beroperasi pada 9 hingga 11 September 2013.

Mereka menuntut Kementerian Perdagangan segera menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) kepada Bulog dan Gakopindo (Gabungan Koperasi Tempe Tahu Seluruh Indonesia) agar kedua lembaga bisa mengimpor kedelai dan bebas dari tekanan kartel kedelai.

Editor: Suryawijayanti

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending