KBR68H,Jakarta - Satu dekade pasca diberlakukan sistem Ujian Nasional (UN), kemampuan para siswa dalam bidang Matematika dan Sains masih tertinggal jauh dari negara-negara lain. Juru bicara Koalisi Reformasi Pendidikan Elin Driana mengatakan, hal tersebut menjadi salah satu indikator tidak efektifnya sistem UN. (Baca: Evaluasi Satu Dasawarsa Ujian Nasional, Membongkar Sikap Bungkam Pemerintah Soal UN)
"Bisa lihat posisi siswa kelas VIII di TIMSS, Trends in International Mathematics and Science Study. DIlihat bukan hanya dari kontennya, tapi juga dari sisi penalaran. Kita konsisten di posisi paling bawah. Kita lihat kita di posisi 34 dari 38 negara, 34 dari 45, 36 dari 49, 38 dari 42. Sains juga tidak berbeda, selalu di bawah," kata Elin Driana kepada wartawan dalam konvensi KRP di Gedung Joeang, Jakarta (24/9)
Elin Driana menambahkah, selain dalam bidang Metematika dan Sians, Kemampuan baca para siswa Indonesia juga masih tertinggal dari negara lain. Kata dia, sistem UN yang sudah dijalankan selama satu dekade ini justru membunuh kreativitas guru dan murid karena berorientasi pada hasil, bukan pada proses. Selain itu, dalam pelaksanaannya, berdasarkan penelitian KRP 75 persen siswa mengaku menyontek ketika UN. (Baca: FSGI Ragukan Hasil Ujian Nasional SMA)
Baca Juga : DPR: Setiap Tahun Bermasalah, UN Harus Dievaluasi
Editor: Nanda Hidayat