Bagikan:

FOMO Sapiens: Solusi Lawan Polusi dan Rusuh Dago Elos

Penderita ISPA meningkat di ibukota akibat kualitas udara buruk dan menyoal penggunaan gas air mata untuk membubarkan aksi massa.

NASIONAL

Jumat, 18 Agus 2023 18:20 WIB

Solusi lawan polusi dan rusuh Dago Elos

Ilustrasi highlight berita sepekan. (FOTO: KBR)

KBR, Jakarta – Ibu kota Jakarta sempat menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia pada pekan lalu. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah guna memperbaiki kualitas udara di ibu kota. Namun, bagaimana cara paling tepat untuk mengatasinya? Selengkapnya akan dibahas bersama aktivis lingkungan hidup dan Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Zenzi Suhadi.

Selain itu, kerusuhan yang terjadi di Dago Elos, Bandung menjadi perbincangan publik. Kericuhan bermula dari persoalan sengketa tanah antara keluarga Muller dan warga setempat. Warga yang merasakan ketidakadilan pasca laporan ditolak kepolisian akhirnya memutuskan melakukan aksi unjuk rasa. Namun aksi tersebut berujung bentrok polisi vs warga lokal.

1. Solusi Lawan Polusi

Peningkatan polusi udara di Jakarta semakin memburuk pekan ini. Sumber polusi ini berasal dari sektor industri, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara sampai asap kendaraan bermotor. Akibatnya, 100 ribu dari 11 juta penduduk Jakarta terkena penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut/Atas).

Untuk itu, pemerintah menyarankan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini. Mulai dari kebijakan 4in1 (terdapat 4 orang dalam 1 mobil pribadi), pajak karbon untuk pabrik industri, hingga wacana Work From Home (WFH) kembali. Benarkah polusi udara di ibu kota ini disebabkan karena emisi kendaraan bermotor? Atau dikarenakan PLTU berbasis batu bara?

Baca juga:

2. Ricuh Dago Elos

Persoalan sengketa tanah di Dago, Bandung berakhir ricuh. Pasalnya sudah sejak tahun 2016 persoalan ini di bawa ke meja hijau namun belum menemukan titik terang dan dianggap memberatkan warga setempat. Keluarga Muller selaku penggugat mengklaim hak atas 3 bidang tanah yang terletak di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Mereka juga mengklaim sebagai ahli waris yang sah dari seorang berkebangsaan Belanda, George Hendrik Muller.

Sementara, warga setempat yang tidak terima dengan klaim tersebut, melaporkan kembali kasus ini ke kepolisian namun ditolak atas alasan kurangnya bukti pendukung. Akibatnya warga melakukan unjuk rasa yang mengakibatkan polisi menembakkan gas air mata dengan tujuan untuk membubarkan warga. Apa urgensi penggunaan gas air mata untuk membubarkan aksi massa?

Baca juga:

    Dengarkan bahasan selengkapnya di FOMO Sapiens pekan ini bersama Ian Hugen dan Aika. Akan ada juga bahasan mengenai polemik atribut merah putih pada seekor anjing yang dianggap sebagai penghinaan lambang negara.

    *Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id



    Kirim pesan ke kami

    Whatsapp
    Komentar

    KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

    Kabar Baru Jam 7

    Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

    Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

    Menguji Gagasan Pangan Cawapres

    Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

    Most Popular / Trending