KBR, Jakarta – Persyaratan Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK) atau sebelumnya bernama BI Checking untuk melamar pekerjaan menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Setelah persyaratan good looking yang sempat viral beberapa waktu lalu untuk pelamar, nyatanya faktor keuangan juga menjadi segi penilaian untuk diterima atau tidaknya pelamar pekerjaan. Apakah memang persyaratan kerja memang makin diperketat? Atau ini merupakan sebuah bentuk diskriminasi terhadap Gen Z?
Kebijakan WFH 50% untuk ASN ternyata belum memberikan dampak yang signifikan untuk perbaikan kualitas udara di ibukota. Ditambah dengan kenaikan suhu bumi yang semakin panas membuat polusi udara Jakarta menjadi semakin tinggi. Kenaikan suhu dan polusi udara ini juga dirasakan di beberapa daerah lain seperti Semarang, daerah Sumatera, Banten, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat yang juga sedang tertutup oleh kabut asap.
1. Gen Z Makin Tergencet
Pekan ini publik diramaikan dengan kabar lima orang fresh graduates gagal diterima bekerja karena didapati tak patuh dalam membayar tagihan utang. Kabar ditolaknya 5 fresh graduate ketika melamar pekerjaan akibat BI checking yang mencapai KOL 5 (macet) ramai menjadi perbincangan publik sepekan ini. BI checking sendiri merupakan pengecekan riwayat kredit di Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia yang dilakukan oleh debitur.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan tunggakan pinjaman online (pinjol) akan tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) atau dulu dikenal BI Checking. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menegaskan apa pun layanan keuangan yang memakai KTP sudah masuk dalam SLIK.
Baca juga:
- Erick Thohir Dorong Pengusaha Bantu Ciptakan Lapangan Kerja
- Tingkat Pengangguran di Indonesia dan Efek Genjot Investasi
2. Global Boiling
Setelah adanya global warming, muncul lagi istilah baru yaitu global boiling atau pendidihan global. Global boiling ditandai dengan kenaikan suhu bumi yang signifikan. Tidak hanya Indonesia saja, India, China, Thailand, dan Jepang juga sedang mengalami heatwave terburuk dari yang pernah ada sebelumnya.
Kenaikan suhu ini juga memicu peningkatan polusi udara yang terjadi di Jakarta. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peningkatan suhu ini terjadi akibat puncak fenomena iklim El Nino.
Akibat fenomena iklim El Nino, beberapa daerah seperti Sumatra bagian tengah hingga Selatan, Riau, Jambi, Lampung, Banten, hingga Jawa Barat menjadi rentan terjadinya kekeringan. Selain itu, dampak buruk dari peningkatan suhu ini dapat mempengaruhi perekonomian negara karena sektor pertanian, perikanan, dan peternakan dapat hancur dan tidak produktif.
Dengarkan bahasan selengkapnya di FOMO Sapiens pekan ini bersama Ian Hugen dan Aika. Akan ada juga obrolan soal kampanye pemilu masuk lingkungan kampus bareng Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Nurlia Dian Paramita (Mita).
Baca juga:
- Pemanasan Global, 700 Hektare Daratan di Jawa Barat jadi Laut
- BMKG: El Nino Percepat Kepunahan Salju Abadi di Puncak Jaya Papua
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id.