KBR, Jakarta– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut wilayah Indonesia memasuki puncak musim kemarau pada minggu ketiga Agustus 2023.
Juru bicara BNPB, Abdul Muhari mengatakan hal itu terlihat dari data perbandingan jumlah titik panas (hotspot) yang terjadi di sejumlah pulau seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Dari data yang dipaparkan, terlihat terjadi peningkatan titik panas di dua minggu awal Juni, Juli, dan Agustus.
"Jadi kita bisa lihat sebenarnya, dalam tiga bulan terakhir kita menyebut bahwa kemarau itu ada di Juni sampai mungkin efeknya September atau karena El Nino perpanjang sampai Oktober dengan data ini kita bisa bilang di minggu ketiga Agustus kita sudah mulai masuk puncak musim kemarau," kata Abdul dalam keterangannya secara daring, Senin, (21/8/2023).
Titik Panas Meningkat
Berdasar data yang dijelaskan, lonjakan titik panas paling signifikan terjadi di Pulau Kalimantan, yakni pada 1-14 Agustus. Saat itu di sana terjadi peningkatan jumlah titik panas sebanyak 40.141 titik.
Angka ini jauh lebih banyak ketimbang 1-14 Juni, yang tercatat ada 2.235 titik. Dan lebih banyak dibanding 1-14 Juli yang terdapat 879 titik.
Kemudian, total jumlah titik panas di sejumlah pulau tersebut periode 1-14 Agustus ada 70.144 titik. Jumlah tersebut juga meningkat ketimbang periode 1-14 Juni, yang ada 10.470 titik, dan 1-14 Juli, sebanyak 6.270 titik.
“Hotspot (titik panas) penyebabnya bisa beragam, bisa pembukaan lahan, bisa memang pembakaran lahan dan lain-lain, tapi yang kita perlu cermati bahwa apa pun penyebabnya baik itu disengaja maupun tidak disengaja, yang pasti penambahan titik panas itu dominan sekali di Agustus ini,” ucap Abdul.
Baca juga:
Editor: Sindu