KBR, Jakarta- Sejak membuka Posko Darurat Bongkar Aparat, Rabu kemarin, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menerima berbagai laporan terkait keterlibatan aparat keamanan dalam kasus narkoba. Wakil Kordinator Kontras, Puri Kencana Putri, mengatakan kemarin ada laporan dari Sumbawa yang masuk. Saat ini, mereka sedang mendalami kebenaran laporan tersebut.
"Dia keluarga korban. Jauh-jauh dari Sumbawa, datang ke Kontras. Laporannya lagi kita dalamin. Keluarga korban. Ya begitu, klasik. Diperas, jadi ATM,"kata Puri di kantor Kontras, Kamis(4/8).
Sampai saat ini, Kontras belum memiliki angka pasti laporan yang sudah masuk ke posko mereka. Kata narahubung posko, Arif Nur Fikri, saat ini mereka masih fokus memverifikasi kebenaran laporan-laporan tersebut. Menurut dia, sejauh ini banyak laporan dengan modus yang sama seperti kasus Freddy Budiman yang masuk.
"Ya hampir sama dengan yang diceritakan Freddy ke Bang Harris. Ada indikasi ketika mereka terlibat narkoba, kemudian ada pemerasan."
Posko ini menurut Arif tidak memfokuskan untuk menyasar terkuaknya fakta dari gembong-gembong besar lain seperti Freddy.
Kata dia, posko dibuka sebagai reaksi terhadap banyaknya laporan terkait keterlibatan aparat penegak hukum dalam kasus narkoba yang diabaikan. Kontras bersama dengan Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat, dan Persatuan Keluarga Napza Indonesia akhirnya memutuskan membentuk kanal pengaduan ini..
Siapapun yang memiliki informasi dan bukti soal keterlibatan aparat dalam kasus narkoba bisa melaporkannya melalui emailbongkaraparat@kontras.org, nomor kontak Kontras maupun LBH Masyarakat, atau datang langsung ke kantor Kontras di Jalan Kramat II Jakarta Pusat.(mlk)