Bagikan:

Otopsi Sementara Sebutkan TKI Yufrida Tewas Bukan Karena Bunuh Diri

Sejumlah kejanggalan ditemukan dalam otopsi tersebut.

BERITA | NASIONAL

Jumat, 12 Agus 2016 21:54 WIB

Otopsi Sementara Sebutkan TKI Yufrida Tewas Bukan Karena Bunuh Diri

Ilustrasi

KBR, Jakarta- Keluarga TKI Yufrida Selan menduga ada praktik perdagangan organ tubuh ilegal setelah menemukan kejanggalan tubuh jenazah pasca diotopsi. Sebelumnya Yufrida yang berasal dari NTT, dilaporkan tewas bunuh diri di Malaysia.

Juru bicara keluarga Selan, Melky Musu, mengatakan, beberapa kejanggalan itu seperti posisi otak pada bagian perut kemudian adanya kapas yang disematkan di bagian lidah, dan teredapat bekas sayatan di beberapa titik. Pihak keluarga juga menyebut terdapat tanda-tanda kekerasan sehingga bisa dipastikan Yufrida meninggal bukan karena bunuh diri.

"Kami sebagai keluarga menduga, jangan sampai kematian ini bukan akibat bunuh diri. Tetapi hal lain yang berkaitan dengan informasi yang kami terima," jelas Melky Musu, juru bicara keluarga Selan kepada KBR, Jumat (12/8).

"Hanya kami diberitahu dari KBRI Malaysia lewat BP3TKI Nusa Tenggara Timur, bahwa anak ini mati akibat bunuh diri. Sehingga itu tidak dapat meyakinkan kami mengenai kronologis kematian itu. Mereka (polisi) juga menduga, jangan sampai dibunuh ini anak untuk mengambil organnya jadi barang jualan," tambahnya.

Melky juga menyatakan keluarga masih menunggu keterangan resmi dari tim forensik untuk mengetahui hasil akhir otopsi tersebut.

Melky menceritakan, Yufrinda pergi tanpa ada pemberitahuan kepada keluarga pada tanggal 2 September 2015. Pihak keluarga yang kebingungan terus berupaya mencari Yufrinda walau dibatasi oleh kendala ekonomi, hingga beranggapan Yufrinda pergi ke kota Kupang, NTT. Namun akhirnya pihak keluarga mendapat kabar melalui BP3TKI NTT, pada tanggal 13 Juli lalu Yufrida tewas di Malaysia karena bunuh diri, sekaligus pengiriman jenazah di hari berikutnya.

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending