Tak sekedar mengajak melihat bintang, kampanye Malam Langit Gelap juga dilakukan untuk membangun kesadaran soal pentingnya gelap pada malam hari. Kata Thomas tingkat polusi cahaya di kota-kota besar di Indonesia sudah mengkhawatirkan. Polusi cahaya tidak hanya menyita keindahan langit malam namun menganggu kesehatan.
“Secara umum, kalau dari data internasional, (dan)
penelitian-penelitian internasional, 80% dari penduduk dunia sudah mengalami
atau terpapar oleh polusi cahaya. Artinya, dalam kondisi malam, hari cahaya
sudah melimpah dan berlebihan. Sehingga beberpa studi menyatakan, syaraf atau
sensor pengelihatan (penduduk) di kota-kota yang mengalami polusi cahaya sudah
menunjukkan perubahan (biologis)," ungkap Thomas, Jumat (5/8/2016).
Thomas menuturkan, polusi cahaya tertinggi terjadi di Singapura dan Dubai. Di
sana, jumlah cahaya saat siang dan malam hari sudah tidak bisa dibedakan.
Alhasil, imbuh Thomas, penduduk kedua kota tersebut mengalami gangguan awal
yang dirasakan adalah gangguan pola tidur yang berujung ke berbagai penyakit.
"Sensor mata itu ada untuk siang dan malam. Sensor yang peka terhada siang peka terhadap warna, sedangkan yang malam (peka) terhadap gelap dan terang. Warga yang sudah terkena polusi cahaya, kepekaan sensor malamnya jadi minim," tutur Thomas.
Selain melihat ratusan miliar bintang, pada Sabtu malam besok masyarakat juga bisa menyaksikan planet merah Mars dan planet bercincin Saturnus bersanding dengan bintang raksasa merah Antares.
LAPAN mengaku sengaja tidak bekerjasama dengan instansi lain untuk melihat animo masyarakat dan hanya menggunakan media sosial sebagai alat kampanyenya. Thomas mengklaim, kampanye ini disambut positif oleh netizen. (Mlk)