Bagikan:

Kasus Sari Rejo, KPA Tuding Mafia Tanah Terlibat

“Alur kepentingannya, TNI tidak mau tanah itu dimiliki masyarakat,”

BERITA | NASIONAL

Senin, 29 Agus 2016 22:31 WIB

Author

Rio Tuasikal

Kasus Sari Rejo, KPA Tuding Mafia Tanah Terlibat

Aksi kekerasan TNI di Sari Rejo, Medan. (Sumber: CCTV Masjid)



KBR, Jakarta- Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencium masuknya pengembang dalam sengketa tanah di Sarirejo, Medan, Sumatera Utara.
Sekjen KPA Iwan Nurdin mengatakan di daerah itu sudah muncul sertifikat-sertifikat atas nama orang lain, meski tanah itu sah milik warga berdasarkan putusan Mahakmah Agung.

Kata dia, sertifikat ganda lazim terjadi ketika pengembang ingin masuk ke sebuah wilayah.

“Dari hasil pantauan kita terhadap DPRD Sumatera Utara, dan berita-berita yang dikembangkan di Sumatera Utara, memperlihatkan bahwa memang di atas tanah-tanah tersebut sudah juga keluar sertifikat yang dimiliki oleh orang yang dekat dengan kelompok pengembang begitu, dan mafia tanah,” jelasnya kepada KBR, Senin (29/8/2016) malam.

Iwan menuding Badan Pertanahan Nasional (BPN) tidak serius dalam menerbitkan sertifikat tanah buat warga. Sebab putusan Mahkamah Agung telah keluar namun BPN tidak juga melaksanakan putusan itu.

“Ini kan sering dilakukan Badan Pertanahan Nasional untuk berkelit ,” tambahnya.

Menurutnya, pengembang itu patut diduga memiliki hubungan dengan anggota TNI di daerah itu dan pemerintah.

“Alur kepentingannya, TNI tidak mau tanah itu dimiliki masyarakat,” jelasnya.

Baca: Penyelidikan TNI AU

Kasus sengketa tanah di Sari Rejo sudah berlangsung bertahun-tahun dan berulangkali dibahas di DPRD. Terakhir, Mahkamah Agung memutuskan lahan Sari Rejo itu menjadi milik warga penggarap permulaan, yang sudah tinggal di daerah itu setidaknya 20 tahun. 


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending