Kata dia, dengan kerja sama itu, maka akan ada peluang menjadikan pusat modal syariah itu menjadi terbesar di dunia.
"Malaysia itu kan pemegang pemasar sukuk terbesa di dunia. Kita, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Kami berdua sepakat duduk bersama, we have the market, you also have the technology, we have the technology, kenapa kita tidak bersama-sama membangun suatu, bukan hanya pusat studi, tetapi suatu saat menjadi referensi untuk moslemic security product dunia, kami sepakat akan membangun itu," kata Tito di Jakarta Convention Center, Selasa (02/08/16).
Tito mengatakan, lembaganya dan badan bursa Malaysia memiliki kesamaan dalam melihat potensi pasar modal syariah. Kata dia, saat ini Malaysia sudah menjadi negara dengan produk syariah terbesar di dunia. Sementara itu, Indonesia memiliki pasar yang sangat besar, karena mayoritas penduduknya muslim. Sehingga, apabila dua negara itu bergabung, potensi pasarnya akan sangat besar.
Menurutnya, saat ini produk kerja sama itu masih dibicarakan. Kata dia, rencananya, kerja sama itu akan diawali dengan membangun pusat studi pasar modal syariah. Namun, Tito mengatakan, Indonesia punya keinginan untuk mendirikan bursa khusus syariah, yang akan menjadi terbesar di dunia.
Baca juga: Tax Amnesty, Menkeu: Ada Pertukaran Informasi, Segera Deklarasikan Aset
Editor: Sasmito