KBR, Jakarta- Bank Indonesia masih menunggu waktu yang tepat untuk melonggarkan moneter. Deputi BI Perry Warjiyo mengatakan, semua indikator menunjukkan stabilitas makroekonomi yang terjaga. Namun, kata dia, BI memerlukan waktu yang tepat, dengan setidaknya memenuhi dua kriteria.
"Masalah ini masalah timing. Bukan masalah ada ruang atau tidak. Kalau ruang, sudah jelas, bahwa dengan data-data inflasi yang rendah, defisit anggaran yang rendah, juga dengan kami ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, ruang bagi penurunan moneter itu ada. Masalah timing itu akan sangat ditentukan oleh dua hal," kata Perry di kantornya, Senin (08/08/16).
Perry mengatakan, semua indikator memang menunjukkan ekonomi yang stabil. Dia mencontohkannya dengan inflasi yang terjaga dan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik. Kata dia, kondisi ekonomi Indonesia tergolong stabil dibanding negara lain yang mengalami guncangan ekonomi.
Namun, kata dia, BI memerlukan dua hal untuk diperhatikan. Pertama, kondisi pasar yang diperkirakan akan mempertimbangkan kondisi global dan domestik. Kata dia, waktu yang tepat itu misalnya di pertengahan tahun, atau di akhir tahun seperti November-Desember. Kedua, BI mempertimbangan risiko seperti pertumbuhan ekonomi yang mengalami perbaikan, tetapi masih tersandung risiko dari gejolak ekonomi global.
Perry berujar, saat ini ada beberapa ketidakpastian yang bisa menekan ekonomi Indonesia semester kedua. Misalnya, ketidakpasian keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan suku bunga, karena dipengaruhi oleh situasi ekonomi di sana. Selain itu, ada pula peristiwa referendum Inggris dari Uni Eropa atau Brexit.
Editor: Rony Sitanggang